KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dengan baik.Tak lupa shalawat serta salam
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan ini diajukan untuk
mengikuti Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan (UNKK).
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapatkan saran
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
Bapak Drs. H. Aban Suryana, MSi sebagai Kepala SMK Negeri 2 Garut
2.
Bapak/ Ibu H. Gusti Gunawan, S.Pd. selaku Ketua Praktik Industri
3.
Bapak / Ibu Nando Sutanto S.Pd selaku Ketua Program Keahlian
5.
Bapak / Ibu Tedy Setiawan selaku Pembimbing di Industri
6.
Bapak / Ibu Drs. H. Latief selaku Pembimbing di Sekolah
7.
Semua pihak yang membantu dalam pelaksaan Praktik Industri
Penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat, khususnya dan umumnya bagi pembaca, penulis menyadari bahwa
Laporan yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikdan
saran yang membangun menjadi hal yang sangat diharapkan penulis.
Garut,
10-10-2014
Tyas Septyan
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. i
PENGESAHAN
PEMBIMBING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . ii
KATA
PENGANTAR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB
I
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.1 Latar
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 1
1.2 Tujuan
Pembuatan Laporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3 Tujuan
Praktek Industri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .1
1.4 Pembatasan Ruang
Lingkup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
BAB
II KAJIAN TEORITIS….. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Tinjauan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..4
Konstruksi Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...5
Nama Bagian dan Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Cara Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Gangguan – Gangguan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..9
Keselamatan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
BAB
III PELAPORAN. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Pemeriksaan . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Pengukuran . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Kesimpulan
Gangguan. . . . .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 15
Memasang
dan Menyetel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 16
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .18
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Praktik Kerja Industri
Sesuai dengan progam pendidikan tiga tahun di SMKN 2 GARUT
maka siswa – siswi SMKN2GARUT kelas XII di wajibkan melaksanakan praktek kerja
lapangan. Praktek lapangan kerja ini dapat dikatakan untuk menguji pengetahuan
dan ketrampilan serta sikap sebagai calon mekanik industri . Dengan adanya PKL
ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan 3 tahun yaitu menghasilkan
lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai, mandiri, dan bertanggung jawab.
Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.
Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.
1.2 Tujuan
Pembuatan Laporan
Setelah
siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/Dunia
Industri, siswa diwajibkan membuat laporan hasil prakerin yang dilegalisasi
oleh pihak sekolah dan pihak DU/DI.
Laporan
pada dasarnya memuat seluruh kegiatan selama melakukan Prakerin yang
bersumberkan dari journal atau agenda kegiatan harian. Pembuatan laporan harus
selalu dikonsultasikan kepada pembimbing sekolah dan Pembimbing DU/DI.
Bentuk laporan disesuaikan dengan format ketentuan penulisan laporan yang
dikeluarkan pihak sekolah.
Pembuatan Laporan pelaksanaan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan :
1.
Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik kerja di industri
2.
Untuk mendapatkan nilai praktik industry
1.3 Tujuan
Praktik Kerja Industri
Praktik
kerja industri merupakan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan melalui pengalaman kerja pada bidang profesi tertentu untuk para
siswa SMK bertujuan:
1. Memperkokoh Link dan Match
(keterkaitan dan kesesuaian) antara program pendidikan di sekolah dan dunia
kerja (dunia usaha)
2. Meningkatkan efisiensi
proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional
3. Memberikan pengalaman dan
penghargaan langsung terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan
4. Memebekali siswa dengan
pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dan bekal awal
kemampuan guna menyeseuaikan diri dengan
(dunia usaha/dunia industri) DU/DI
5. Memantaapkan disiplin,
percaya diri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
6. Mendorong siswa berjiwa
interprineur (wirausaha)
7. Menjajaki penempatan dan
lowongan kerja untuk lulusan setelah siswa menyelesaikan program pendidikan
dibangku sekolah
8. Menghasilkan lulusan yang
memiliki keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan DU/DI
1.4 Pembatasan
Ruang Lingkup
Dalam pembahasan tentang materi agar tidak menyimpang keluar dari materi yang
sebenarnya dan tidak terjadi kekeliruan. Oleh karena itu, saya akan
melakukan laporan pekerjaan tentang :
A. Memperbaiki Sistem Tromol
B. Kopling
C. Air radiator
BAB II
KAJIAN TEORITIS
· Tinjauan Umum
A. Rem Tromol
1. Pengertian Rem
Rem adalah komponen pengontrol umum untuk mengontrol kendaraan dan lainnya,
dengan gerakan antara bagian yang berputar yaitu piringan dengan
kanvas. Laju kendaraan harus dapat dihentikan dengan paksa, maksudnya
tidak harus menunggu kendaraan berhenti dengan sendirinya. Hal ini untuk
keselamatan, kemudahan dan efisiensi waktu.
Sistem Rem Tromol lebih banyak digunakan pada kendaraan roda empat maupun roda
dua karena mekanisme rem ini menggunakan sistim hidrolik dalam
pengeremanya. Dimana mempunyai hasil pengereman yang lebih merata pada
setiap roda. Dalam sistim hidrolik ini menggunakan minyak rem sebagai
penggerak, dimana kerjanya berdasarkan hukum Pascal.
a.
Fungsi Rem :
-
Mengontrol laju kendaraan saat berjalan
-
Menghentikan kendaraan saat akan berhenti
-
Menghentikan kendaraan saat parker
b.
Macam-macam Rem :
·
Menurut Letak
a) Rem
Tangan
b) Rem
Kaki
·
Menurut Tempatnya
a) Rem
Pada Profeller Shaft
b) Rem
Pada Roda
·
Menurut Konstruksinya
a)
Rem Cakram
b)
Rem Tromol
·
Menurut Mekanisme Penggeraknya
a)
Rem Udara
b)
Rem Vacuum
c)
Rem Booster
d)
Rem Tromol
e)
Rem Hidrolik
B. Kopling
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk
menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan
poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
-
Syarat-syarat kopling:
1. Mampu memutuskan dan menghubungkan
putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan
seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat
berlangsung dengan relatif cepat.
Komponen-komponen
kopling:
1. Tutup kopling (cluth cover).
2. Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5. Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring
C. Water radiator
Radiator adalah alat penukar panas yang
digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu
medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan.
Radiator yang kita kenal pada umumnya digunakan pada kendaraan bermotor (roda
dua atau roda empat), namun tidak jarang radiator juga digunakan pada mesin yang
memerlukan pendinginan ekstra. Seperti pada mesin mesin produksi atau mesin
mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendaraan
baik motor atau mobil radiator pada umumnya terletak di depan dan berada
didekat mesin atau pada posisi tertentu yang menguntungkan bagi system
pendinginan. Hal ini bertujuan agar mesin mendapatkan pendinginan yang maksimal
sesuai yang dibutuhkan mesin.
·
Konstruksi / Model
1.
Rem Tromol
2.
Kopling
3. Radiator
·
Nama Bagian dan Fungsinya :
1. Rem Tromol
1). Kanvas dan
Sepatu Rem
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan cara dikeling
yang berfungsi menekan putaran tromol rem pada saat kendaraan
dihentikan.
2).
Tromol Rem
Fungsinya sebagai penahan putaran pada saat proses penggerakan
berlangsung.
3).
Silinder Rod
Terdiri dari bodi dan piston, berfungsi untuk mendorong septum rem ke
tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silinder.
4).
Piston
Fungsinya sebagai tenaga penggerak kedua kanvas rem karena terjadi pada master
silinder yang diteruskan ke silinder roda dan tekanan tersebut dilanjutkan
oleh piston menekan masing-masing sepatu rem.
5).
Baut Penyetel
Fungsinya menyetal kerenggangan kanvas rem dengan tromol rem dengan cara
memutar ke kiri atau ke kanan baut penyetel.
6).
Pegas Pengembali
Berfungsi untuk mengembalikan kanvas rem dan piston ke posisi semula
setelah melakukan pengereman.
7).
Bleeder Plug
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pipa.
8).
Backing Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menekan putaran drum sekaligus sebagai dudukan
silinder roda.
2.
Kopling
a. Clutch cover
Berfungsi sebagai tempat
utama pada sistem kopling manual yang dimana didalamnya terdapat
komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain
itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran disc
plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.
b. Diafragma spring
Berfungsi menekan dan menarik
presure plate pada clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal
sampai pada diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan
diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc plate dan
putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling
dilepas.
c. Disc clutch
Berfungsi sebagai penerus
putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover,
disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari
flywheel ke input shaft transmisi.
d. Presure plate
Berfungsi sebagai bidang
gesek pada clucth cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure
plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan
dengan clucth cover.
e. Strap
Berfungsi sebagai penahan
antara clutch cover dengan presure plate sehingga presure plate berotasi
bersama clucth cover.
f. Retraxing spring
Berfungsi sebagai pembantu
pegas diafragma disaat pedal kopling diinjak sehingga presure plate lebih mudah
terangkat dan disc plate lebih mudah dan cepat berotasi bebas, selain dari itu
retraxing spring membuat gaya yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling lebih
sedikit, sehingga pedal kopling saat diinjak menjadi ringan.
3. Radiator
- Radiator: berfungsi untuk menampung dan mendinginkan cairmman pendingin yang telah menjadi panas setelah menyerap panas dari komponen komponen mesin. Radiator terdiri dari tangki atas dan bawah yang dihubungkan dengan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan sekaligus mendinginkan air pendingin.
- Tutup radiator memiliki dua fungsi, fungsi yang pertama adalah untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi dari tekanan udara luar, sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk mempertahankan air pendingin di dalam sistem agar tetap penuh walaupun mesin dalam keadaan dingin atau panas. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, maka pada tutup radiator dilengkapi dengan relief valve dan vacuum valve.
- Thermostat: Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin pada saat mesin masih dingin dan juga berfungsi untuk mempertahankan mesin selalu pada suhu kerjanya (antara 80-90 derajat celcius). Thermostat biasanya dipasang antara radiator dan sirkuit pendingin (silinder block dan silinder heat). Thermostat bekerja seperti katup otomatis yang bekerja berdasarkan panas, dimana pada waktu dingin katup akan menutup dan pada waktu panas katup akan membuka,
- Kipas pendingin: Radiator didinginkan oleh aliran udara luar yang mengalir melewati sirip-siripnya. Pada saat kendaraan berhenti aliran udara tidak akan cukkup untuk mendinginkan radiator. Untuk mengatasi hal ini maka dibelakang radiator dipasang kipas pendingin untuk membantu agar aliran udara selalu cukup untuk mendinginkan radiator. Ada 2 jenis kipas yang sering digunakan pada kendaraan yaitu kipas yang digerakan oleh motor listrik dan kipas manual yang digerakan oleh poros engkol mesin itu sendiri melalui talli kipas/V-belt.
- Tangki Cadangan : Reservoir Tank atau tangki cadangan dihubungkan ke radiator melaui selang overflow. Reservoir Tank ini berfungsi untuk menjaga agar volume air pendingin selalu stabil.
- Pompa Air (Water Pump): Berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran hisap dengan saluran tekan yang terdapat pada pompa. Pompa yang digunakan umumnya adalah type sentrifugal. Pompa ini digerakan oleh poros engkel melalui tali kipas atau v-belt
- Selang radiator : berfungsi sebagai penghubung antara radiator dan blok mesin. Ada dua slang di radiator, Upper hose berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator. Sedangkan lower hose untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke mesin.
- Water jacket : Berfungsi sebagai saluran-saluran tempat air mengalir di blok mesin ini dinamakan water jacket.
·
Cara Kerja
1.
Rem
Tromol
a.
Pada Saat Pedal Rem Diinjak
Apabila pedal rem diinjak maka tuas
master silinder akan mendorong piston dan minyak rem didalam master akan
terdorong oleh piston ke dalam pipa saluran tinggi. Minyak rem didalam
pipa akan diteruskan ke silinder roda. Pada silinder roda, piston akan
mendorong kanvas sehingga akan terjadi pengereman.
b. Pada Saat Pedal Dilepas
Apabila pedal dilepas maka pushrod akan bergerak mundur dan piston akan ikut
bergerak mundur mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu mengalahkan
tenagan pegas maka volume dalam ruang silinder membesar dan tekanan
mengecil akibatnya pada sepatu rem akan kembali seperti semula.
2.
Kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan
sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan
tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi
atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat
kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya
bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin
menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana
pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada
roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara
roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan
roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut
terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling
3. Radiator
Mesin mobil dirancang untuk bekerja pada suhu yang cukup tinggi, tetapi
bukan berarti tanpa batas. Suhu ideal dimana mesin bekerja secara efisien
adalah sekitar 93 derajat celcius. Jika melebihi suhu ideal, maka pada titik
tertentu komponen logam yang bergerak dapat melunak atau bahkan melebur hingga
menyatu dengan komponen lainnya. Hal tersebut akan menyebabkan berbagai masalah
internal pada mesin yang akan membuat biaya perbaikan membengkak.
Untungnya mobil-mobil modern dilengkapi dengan sitem pendingin yang cerdas.
Untuk mempertahankan mesin agar tetap bekerja secara konstan pada suhu ideal,
maka sitem pendingin tidak hanya mencegah terjadinya overheat (terlalu panas),
namun juga mencegah suhu mesin menurun. Karena jika mesin bekerja pada suhu
yang rendah atau dingin, maka getaran dan polusi yang dihasilkannya pun lebih
tinggi.
Sirkulasi pendinginan digerakan Pompa Air yang mengirim cairan pendingin menuju blok mesin, dimana cairan tersebut mengalir melalui jalur-jalur disekitar silinder, lalu kembali melalui jalur yang melewati kepala silinder. Termostat terletak pada bagian dimana cairan meninggalkan mesin. Jika thermostat dalam keadaan tertutup, maka cairan mengalir kembali menuju pompa air. Dan jika thermostat dalam kondisi terbuka, maka cairan mengalir menuju radiator terlebih dahulu, baru kemudian kembali ke pompa air.
Sirkulasi pendinginan digerakan Pompa Air yang mengirim cairan pendingin menuju blok mesin, dimana cairan tersebut mengalir melalui jalur-jalur disekitar silinder, lalu kembali melalui jalur yang melewati kepala silinder. Termostat terletak pada bagian dimana cairan meninggalkan mesin. Jika thermostat dalam keadaan tertutup, maka cairan mengalir kembali menuju pompa air. Dan jika thermostat dalam kondisi terbuka, maka cairan mengalir menuju radiator terlebih dahulu, baru kemudian kembali ke pompa air.
Radiator adalah penampung utama dan tempat cairan didinginkan. Pada mobil modern,
umumnya radiator terbut dari aluminium dan memiliki kisi-kisi sebagai jalur
mengalirnya angin. Proses pendinginan radiator ditunjang oleh kerja kipas
pendingin.
Mengalirnya cairan antara radiator dan mesin diatur oleh Thermostat. Dalam keadaan dingin maka thermostat akan menutup untuk mempercepat proses pemanasan mesin mencapai suhu ideal. Pada suhu sekitar 91 derajat celcius, thermostat akan mulai terbuka dan membiarkan cairan mengalir menuju radiator untuk didinginkan. Setelah mencapai suhu sekitar 103 derajat celcius, maka thermostat akan terbuka penuh dan memungkinkan lebih banyak cairan mengalir menuju radiator agar proses pendinginan lebih cepat tercapai.
Seperti halnya thermostat, Kipas Pendingin juga perlu dikontrol untuk menjaga temperatur mesin dalam keadaan konstan. Hanya saja cara kerjanya ditentukan oleh posisi mesin, yang artinya mobil dengan tarikan roda belakang umumnya menggunakan kipas mesin, dimana kipas tersebut bekerja berdasarkan putaran mesin. Sementara mobil dengan tarikan depan menggunakan kipas elektrik, dimana kerja kipas tersebut dikontrol oleh saklar termostatik atau komputer mesin. Kipas elektrik akan berputar saat mencapai temperatur yang telah ditentukan, dan berhenti kembali saat berada dibawah temperatur tersebut.
Selain itu, yang juga memegang peranan cukup penting dalam proses pendinginan adalah Tutup Radiator. Tutup ini berfungsi untuk melepaskan tekanan yang yang dihasilkan ketika cairan pendingin mencapai titik didih. Pada saat tekanan mencapai sekitar 15 psi, maka pegas pada tutup radiator akan terdorong hingga merenggang dan membiarkan cairan panas mengalir menuju penampung sementara. Proses ini memungkinkan udara yang terbentuk didalam sistem pendingin keluar. Dan ketika temperatur radiator menurun, maka cairan pada penampung akan kembali tersedot menuju radiator untuk kembali bersirkulasi.
Demikianlah konsep dasar proses pendinginan mesin. Karena suhu pada ruang pembakaran mesin dapat mencapai sekitar 2.500 derajat celcius, maka dapat dibayangkan betapa vitalnya peran sistem pendingin pada mesin.
·
Gangguan – gangguan
1.
Rem
Tromol
a.
Pengereman tidak bekerja. Pada saat pedal rem di injak kendaraan tetap barjalan
dan tidak terjadi pengereman
b.
Rem Bunyi
2.
Kopling
a.
Terjadi suara gemuruh yang terjadi saat di nijak kopling
b.
Tidak bisa masuk gigi
c.
Kurang bagus saat mau maju.
3.
Busi
a.
Mesin seperti tersendat-sendat
·
Keselamatan Kerja
a. Memakai Wearpack (
pakaian bengkel )
b. Memakai sepatu ,
sebaiknya memakai sepatu safety shoes
c. Menggunakan alat
sesuai dengan fungsinya
d. Selalu gunakan majun
BAB III
PELAPORAN
· Pemeriksaan
1. Rem Tromol
1).
Alat
a) Kunci
roda
b) Dongkrak
c) Tang
d) Obeng
e) Majun
f) Kompressor dan minyak rem
g) Palu
2).
Bahan
a) Mobil Picanto
b)
Kanvas Rem baru
3).
Pembongkaran dan Penggantian Kanvas Rem
a) Kendorkan baut roda
b) Angkat kendaraan dengan dongkrak
c) Lepaskan baut roda
d) Lepakan roda
e) Lepaskan tromol
f) Lepaskan sepatu rem
g) Lepas pegas pengembali
h) Lepas kabel rem tangan
i)
Lepas
tuas rem tangan dan rem tangan dari back plate
j)
Lepas
back plate
k) Pasang kanvas rem yang baru
l)
Lalu,
rangkai kembali tromol
m) Pasang kembali roda
n) Kencangkan roda
o) Lalu turunkan dongkrak
4)
Pemeriksaan
a) Memeriksa tromol dari keausan, retak
dan berkarat serta ukur diameter dalam tromol
b) Memeriksa ketebalan kanvas, bila
ketebalan kanvas dibawah standart/limit maka kanvas harus diganti. Bila
yang aus salah satu shoe maka penggantiannya harus 1 set
c) Memeriksa silinder roda dari
keausan, kerusakan, retak dan berkarat
d) Periksa strut rem dari kerusakan
e) Periksa pegas-pegas dari karat aus
dan lain-lain
f) Periksa tuas sepatu rem tangan dari
kerusakan
5)
Perbaikan Rem Tromol
a) Mengganti kanvas rem yang sudah aus,
Bila kanvas sudah tidak memenuhi standart/limit, maka kanvas harus diganti
dengan yang baru.
b) Membleeding minyak rem, Minyak rem
yang kurang/kecil tekananya menyebabkan pengereman kurang baik
karena terdapat gelembung udara di dalam reservoir/selang, sehingga minyak
rem harus di bleeding.
2.
Kopling
a)
Release bearing
Release
bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen,
sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama
yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan unit yang baru.
Pemeriksaan
release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
a) Putar bearing dengan tangan dan
berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan
sebaiknya ganti!
b) Tahan hub dan case dengan tangan
kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar
tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan
berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
b)
Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan
pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.
Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebaiknya diganti.
2.
Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing.
Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan
melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
3.
Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST
dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung
tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
4.
Pemeriksaan dengan dial indikator. Dengan dial indikator dan alat pemutar
juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas Diphragm
atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan
magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
5.
Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan
mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga
dengan ketidaksikuan pegas penekan. Semakin besar unit kopling biasanya limit/
tolerensi semakin besar.
6.
Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh
pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin
berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang
digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan.
Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat
penekanan kopling tidak merata.
7.
Perbaikan/ penyetelan Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan
penyetelan kerataan :
·
Pegas diaphragm
Pada
pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
·
Tuas pembebas
Penyetelan
tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas
pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah
kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
c)
Plat Penekan
Pemeriksaan
plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.
Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan
mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2.
Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge.
Ketidakrataan max adalah 0.5 mm.
3.
Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin
bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
d)
Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu :
1.
Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau
ganti dengan plat kopling baru.
2.
(Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas
kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi
spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Penggantian
kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak
paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru
dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling
dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
3.
Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan
dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
4.
Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat
kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah
tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
5.
Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar)
dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8
mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
e)
Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu :
1).
Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka
bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan
dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat
kopling baru.
2).
Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika
terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear
adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring
gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press.
Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
3). Pemeriksaan run-out fly wheel.
Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2
mm, gantilah fly wheel.
4). Pemeriksaan Pilot Bearing.
Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan
terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Penggantian pilot bearing dilakukan
dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian
memasangkan pilot bearing baru.
3. Air radiator
1. Mameriksa ketinggian air pendingina. Periksa ketinggian dengan cara melihat melalui tangki cadangan
Dengan cara ini tidak diperlukan membuka penutupnya untuk
memeriksa ketinggian air pendingin.
Perhatikan:
1) Jangan melepas penutup tangki bila air pendingin sedang mendidih.
2) Jangan melepaskcm tutup radiator bila engine dan radiator masih panas.
b. Bila engine telah dingin, periksa ketinggian air pendingin di
tangki cadangan. Ketinggian normal dari air pendingin ialah
antara tanda FULL dan LOW pada tangki.
c. Jika ketinggian air pendingin berada di bawah tanda LOW
Iepaskan penutup tangki dan tambah air pendingin secukupnya
hingga mencapai tanda FULL. Kemudian pasang kcmbali penutup
Alat dan Bahan
1. Radiator Cup Tester
2. Radiator
1)
Pembongkaran
Ø Lepaskan tutup tangki radiator (hanya
saat mesin dingin)
Ø
Buka Tutup
radiator
Ø
Periksa preasure valve pada
cap radiator
Ø Jika masih bagus / tidak ada kebocoran
pasang lagi
· Pengukuran
1.
Rem
Tromol
Diameter dalam tromol
- Standart
: 220 mm
- Limit
: 222
mm
Celah
sepatu/kanvas dengan tromol
- Standart
: 7,5 mm
- Limit
: 3 mm
Pedal
rem
- Tinggi
pedal
: 154,7 –
164,7 mm
- Gerak
bebas pedal
: 3-6 mm
- Jarak
cadangan pedal
: > 65 mm
2.
Kopling
a)
Plat kopling
Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan
straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
Jika ketidakrataannya melebihi
spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat
penekan yang baru.
Dengan roller- instrumen (mesin/alat-pemutar)
dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8
mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
b) Fly wheel
Dengan dial indicator periksalah run-out fly
wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
c)
Pegas penekan dan tuas pembebas
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa
kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih
pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
c)
Release bearing
Lakukan pengukuran
kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman
maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi
spesifikasi ganti dengan yang baru!
·
Kesimpulan Gangguan
1. Rem Tromol
a.
Kanvas rem sudah tipis
Hal ini merupakan hal yang umum jika
seorang mekanik menanyakan ada gejala apa biasanya seorang pelanggan menjawab
rem sudah tipi itu artinya kanvas rem sudah harus diganti mungkin sudah dua
atau tiga bulan tidak dilakukan pergantian kanvas rem.
b. Rem
blong atau bocor
Ketika seorang pengendara melakukan
perjalanan kemudian si mobilnya melakukan pengereman namun apa yang terjadi?
Roda belakang hanya roda kanan saja yang bekerja mengerem sedangkan roda
kirinya tidak atau sebaliknya bahkan dua roda kiri dan kanan belakang tidak
bekerja, hal ini sering disebut rem blong atau bocor itu artinya seal oli pada
tempat sepatu rem sudah rusak otomatis harus diganti.
2. Kopling
a.
Plat
kopling sudah tipis
Umumnya
terjadi hamper semua mobil mengalami gejala tersebut, karena sudah dua atau
tiga bulan mobil tidak melakukan pergantian plat kopling.
b.
tutup kopling atau clutch cover
Tutup kopling merupakan serangkaian
atau istilahnya satu paket dengan plat kopling artinya kalau plat kopling sudah
mau diganti karena sudah tipis maka secara otomatis tutup kopling harus
diperiksa takut tidak bekerja dengan baik.
3.
Radiator
Saat Air
radiator kurang ,maka mesin akan cepat panas hingga mengalami overheat dan
akhirnya mobil mogok
·
Memasang dan Menyetel
1.
Rem Tromol
Memasang Rem Tromol
1)
Memasang Back Plate Rem ke Axle Belakang
a) Lumasi sealent join seam pad axle
housing dan back plate
b) Pasang axle shaft ke axle housing
belakang
c) Kencangkan mur back plat rem
d) Pasang silinder roda dan kencangkan
baut silinder roda mur pipa rem
e) Pasang kabel rem tangan ke back
plate
2)
Memasang silinder roda
a)
Berikan
water fight sealent ke silinder roda lepaskan plug cup dari pipa rem di
pasangkan pipanya.
b) Pasangkan silinder roda ke back
plate dan kencangkan bautnya.
c) Sambungkan pipa rem ke silinder roda
dan kencangkan murnya.
d) Pasang plug cup ketempatnya.
3)
Memasang shoe
a)
Rakitlah part yang telah silepas sebelumnya.
b)
Pasangkan penahan spring dengan menekan dan memutarkan pin penahan.
4)
Memasang tromol rem
a) Untuk mendapatkan celah maximum
antara shoe dengan tromol masukan obeng antara rod dan ratchet
kemudian tekan ke bawah.
b) Pasang tromol sesudah memastikan
bahwa tidak ada kotoran dan oli di dalamnya.
c) Selesai melakukan pemasangan tekan
pedal rem dengan beban 30 kg beberapa kali untuk memperoleh celah antara
tromol dengan shoe.
5)
Pasangkan roda dan kencangkan mur-murnya.
6)
Periksa untuk memastikan apakah tromol dapat berputar dengan bebas (tidak
tertahan oleh shoe) turunkan dongkrak dan lakukan pengetesan.
Menyetel Rem Tromol :
a. Putar mur penyetel sampai roda
terkunci dengan menggunakan Obeng
b. Putar mur penyetel sampai roda bebas
dengan menggunakan obeng
3.
Kopling
Memasang
kopling
Pasang plat kopling dan tutup kopling pada fly wheel sesuai
dengan kerangka sebelumnya ketika sudah terpasang atau pas dengan fly wheel
kencangkan dengan baut dua belas sebanyak dua belas buah kemudian persiapkan
transmisi untuk di pasangkan sebelum menaikan transmisi dek laher harus
diperiksa atau setidaknya diberi stemplet, setelah diberi stemplet baru
ditaikan dengan mempersiapkan dongkrak setelah pas dengan baut baut baru angkat
transmisi minimal tiga orang untuk menaikan transmisi setelah pas input shaft
dengan kopling maka baut dipancing satu persatu baik itu baut 14 maupun baut 17
ingat jumlah baut harus sesuai dengan yang sebelumnya biasanya jumlahnya 8 atau
10 supaya terpasang dengan kuat dan tidak ada gejala lagi ingat kalau transmisi
pada mobil engkel ada baut master kemudian setelah itu pasang rishufle ada yang
baut 12 jenis carry, 14-12 jenis kijang dan 17 jenis engkel dan terakhir
memasang stang handle dengan cara handle di posisikan di tengah dan stang pada
transmisi di pasang dengan baut 12 carry, phanter, kijang atau 14 engkel,col
diesel.
Menyetel
kopling
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan
penyetelan kerataan :
1. Pegas diaphragm
Pada
pegas diaphragm
lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
menggunakan kunci pas 14 atau 12, bisa di kendorkan atau dikencangkan ingat
minyak rem atau fluida harus terisi dengan yang baru.
2. Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan
mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan
bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan
mur penahan pengunci.
3.
Radiator
Memasang Tutup Radiator
Setelah pengecekan pada tutup radiator pasang
kembali tutup radiator dengan rapat
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
·
Kesimpulan
Dengan diadakan pendidikan system ganda (PSG) atau prakerin,
penulis dapat merealisasikan, menyusun dan membandingkan antara pelajaran yang
di terima di sekolah sedikit berbeda
Adapun setelah selesainya Prakerin penulis menarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1.
Penulis dapat mengetahui cara berinteraksi dengan costumer.
2.
Penulis dapat mengetahui cara melayani costumer dengan baik.
3.
Penulis dapat mengetahui peralatan-peralatan yang baru di bengkel.
4.
Penulis dapat merasakan susah senangnya saat bekerja.
·
Saran
1.
Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.
2.
Siswa harus disiplin dengan aturan Industri
3.
Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum berangkat PRAKERIN.
4.Siswa
harus bisa berkomunikasi dengn baik dengan pembimbing di Industri.
5.
Siswa harus banyak bertanya kepada pembimbing di Industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar