Blogger Widgets

Kamis, 04 Desember 2014

Laporan Prakerin



KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dengan baik.Tak lupa shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan ini diajukan untuk mengikuti Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan (UNKK).
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapatkan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1.      Bapak Drs. H. Aban Suryana, MSi sebagai Kepala SMK Negeri 2 Garut
2.      Bapak/ Ibu H. Gusti Gunawan, S.Pd. selaku Ketua Praktik Industri
3.      Bapak / Ibu Nando Sutanto S.Pd selaku Ketua Program Keahlian
4.      Bapak / Ibu Lili Rusdiana selaku kepala bengkel
5.      Bapak / Ibu Tedy Setiawan selaku Pembimbing di Industri
6.      Bapak / Ibu Drs. H. Latief selaku Pembimbing di Sekolah
7.      Semua pihak yang membantu dalam pelaksaan Praktik Industri

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya dan umumnya bagi pembaca, penulis menyadari bahwa Laporan yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikdan saran yang membangun menjadi hal yang sangat diharapkan penulis.



Garut, 10-10-2014


                                                                                         Tyas Septyan
                                                                                            Penulis


  


DAFTAR ISI



HALAMAN
JUDUL                                  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  i
PENGESAHAN PEMBIMBING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  ii
KATA PENGANTAR                       . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii

BAB  I           PENDAHULUAN        . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.1       Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2       Tujuan Pembuatan Laporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3       Tujuan Praktek Industri . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.4       Pembatasan Ruang Lingkup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
BAB  II          KAJIAN TEORITIS….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Tinjauan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..4
Konstruksi Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...5
Nama Bagian dan Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Cara Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Gangguan – Gangguan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..9
Keselamatan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9

BAB  III        PELAPORAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
            Pemeriksaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
            Pengukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
            Kesimpulan Gangguan. . . . ..  . . . . . . ..  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
            Memasang dan Menyetel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  16

BAB  IV        KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  18
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .18
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18









 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Praktik Kerja Industri
         Sesuai dengan progam pendidikan tiga tahun di SMKN 2 GARUT maka siswa – siswi SMKN2GARUT kelas XII di wajibkan melaksanakan praktek kerja lapangan. Praktek lapangan kerja ini dapat dikatakan untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan serta sikap sebagai calon mekanik industri . Dengan adanya PKL ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan 3 tahun yaitu menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai, mandiri, dan bertanggung jawab.
Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.

1.2       Tujuan Pembuatan Laporan
Setelah siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/Dunia Industri, siswa diwajibkan membuat laporan hasil prakerin yang dilegalisasi oleh pihak sekolah dan pihak DU/DI.
Laporan pada dasarnya memuat seluruh kegiatan selama melakukan Prakerin yang bersumberkan dari journal atau agenda kegiatan harian. Pembuatan laporan harus selalu dikonsultasikan kepada pembimbing sekolah dan Pembimbing DU/DI. Bentuk  laporan disesuaikan dengan format ketentuan penulisan laporan yang dikeluarkan pihak sekolah.
Pembuatan Laporan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan :
1.       Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik kerja di industri
2.        Untuk mendapatkan nilai praktik industry

1.3       Tujuan Praktik Kerja Industri
Praktik kerja industri merupakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan melalui pengalaman kerja pada bidang profesi tertentu untuk para siswa SMK bertujuan:
1.  Memperkokoh Link dan Match (keterkaitan dan kesesuaian) antara program pendidikan di sekolah dan dunia kerja (dunia usaha)
2.  Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional
3.  Memberikan pengalaman dan penghargaan langsung terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
4.  Memebekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dan bekal awal kemampuan guna menyeseuaikan diri dengan
(dunia usaha/dunia industri) DU/DI
5.  Memantaapkan disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
6.  Mendorong siswa berjiwa interprineur (wirausaha)
7.  Menjajaki penempatan dan lowongan kerja untuk lulusan setelah siswa menyelesaikan program pendidikan dibangku sekolah
8.  Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan DU/DI

1.4       Pembatasan Ruang Lingkup
          Dalam pembahasan tentang materi agar tidak menyimpang keluar dari materi yang sebenarnya dan tidak terjadi kekeliruan. Oleh karena itu, saya akan melakukan laporan pekerjaan tentang :
A.    Memperbaiki Sistem Tromol
B.     Kopling
C.    Air radiator
































BAB II
KAJIAN TEORITIS

·    Tinjauan Umum
A.   Rem Tromol
1.      Pengertian Rem
    Rem adalah komponen pengontrol umum untuk mengontrol kendaraan dan lainnya, dengan gerakan antara bagian yang berputar yaitu piringan dengan kanvas. Laju kendaraan harus dapat dihentikan dengan paksa, maksudnya tidak harus menunggu kendaraan berhenti dengan sendirinya. Hal ini untuk keselamatan, kemudahan dan efisiensi waktu.
    Sistem Rem Tromol lebih banyak digunakan pada kendaraan roda empat maupun roda dua karena mekanisme rem ini menggunakan sistim hidrolik dalam pengeremanya. Dimana mempunyai hasil pengereman yang lebih merata pada setiap roda. Dalam sistim hidrolik ini menggunakan minyak rem sebagai penggerak, dimana kerjanya berdasarkan hukum Pascal.
a.       Fungsi Rem     :
-          Mengontrol laju kendaraan saat berjalan
-          Menghentikan kendaraan saat akan berhenti
-          Menghentikan kendaraan saat parker
b.      Macam-macam Rem :
·         Menurut Letak
a)      Rem Tangan
b)      Rem Kaki
·         Menurut Tempatnya
a)      Rem Pada Profeller Shaft
b)      Rem Pada Roda
·         Menurut Konstruksinya
a)      Rem Cakram
b)      Rem Tromol
·         Menurut Mekanisme Penggeraknya
a)      Rem Udara
b)      Rem Vacuum
c)      Rem Booster
d)     Rem Tromol
e)      Rem Hidrolik
B.      Kopling
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
-         Syarat-syarat kopling:
1.  Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.
Komponen-komponen kopling:
1.  Tutup kopling (cluth cover).
2.  Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5.  Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring

C.    Water radiator
Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan. Radiator yang kita kenal pada umumnya digunakan pada kendaraan bermotor (roda dua atau roda empat), namun tidak jarang radiator juga digunakan pada mesin yang memerlukan pendinginan ekstra. Seperti pada mesin mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendaraan baik motor atau mobil radiator pada umumnya terletak di depan dan berada didekat mesin atau pada posisi tertentu yang menguntungkan bagi system pendinginan. Hal ini bertujuan agar mesin mendapatkan pendinginan yang maksimal sesuai yang dibutuhkan mesin.
·       Konstruksi / Model
1.                  Rem Tromol

2.                  Kopling

3.      Radiator


·        Nama Bagian dan Fungsinya     :
1.      Rem Tromol
1). Kanvas dan Sepatu Rem
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan cara dikeling yang berfungsi menekan putaran tromol  rem pada saat kendaraan dihentikan.
2). Tromol Rem
    Fungsinya sebagai penahan putaran pada saat proses penggerakan  berlangsung.
3). Silinder Rod
    Terdiri dari bodi dan piston, berfungsi untuk mendorong septum rem ke  tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silinder.
4). Piston
    Fungsinya sebagai tenaga penggerak kedua kanvas rem karena terjadi pada master silinder yang diteruskan ke silinder roda dan tekanan tersebut dilanjutkan oleh piston menekan masing-masing sepatu rem.
5). Baut Penyetel
    Fungsinya menyetal kerenggangan kanvas rem dengan tromol rem dengan  cara memutar ke kiri atau ke kanan baut penyetel.
6). Pegas Pengembali
    Berfungsi untuk mengembalikan kanvas rem dan piston ke posisi semula  setelah melakukan pengereman.
7). Bleeder Plug
    Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pipa.
8). Backing Plate
    Berfungsi sebagai tumpuan untuk menekan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
2.      Kopling
a. Clutch cover 
    Berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.
b. Diafragma spring
    Berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
c. Disc clutch 
    Berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
d. Presure plate 
    Berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
e. Strap 
    Berfungsi sebagai penahan antara clutch cover dengan presure plate sehingga presure plate berotasi bersama clucth cover.
f. Retraxing spring 
    Berfungsi sebagai pembantu pegas diafragma disaat pedal kopling diinjak sehingga presure plate lebih mudah terangkat dan disc plate lebih mudah dan cepat berotasi bebas, selain dari itu retraxing spring membuat gaya yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling lebih sedikit, sehingga pedal kopling saat diinjak menjadi ringan.

3.      Radiator
  1. Radiator: berfungsi untuk menampung dan mendinginkan cairmman pendingin yang telah menjadi panas setelah menyerap panas dari komponen komponen mesin. Radiator terdiri dari tangki atas dan bawah yang dihubungkan dengan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan sekaligus mendinginkan air pendingin.
  2. Tutup radiator memiliki dua fungsi, fungsi yang pertama adalah untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi dari tekanan udara luar, sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk mempertahankan air pendingin di dalam sistem agar tetap penuh walaupun mesin dalam keadaan dingin atau panas. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, maka pada tutup radiator dilengkapi dengan relief valve dan vacuum valve.
  3. Thermostat: Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin pada saat mesin masih dingin dan juga berfungsi untuk mempertahankan mesin selalu pada suhu kerjanya (antara 80-90 derajat celcius). Thermostat biasanya dipasang antara radiator dan sirkuit pendingin (silinder block dan silinder heat). Thermostat bekerja seperti katup otomatis yang bekerja berdasarkan panas, dimana pada waktu dingin katup akan menutup dan pada waktu panas katup akan membuka, 
  4. Kipas pendingin: Radiator didinginkan oleh aliran udara luar yang mengalir melewati sirip-siripnya. Pada saat kendaraan berhenti aliran udara tidak akan cukkup untuk mendinginkan radiator. Untuk mengatasi hal ini maka dibelakang radiator dipasang kipas pendingin untuk membantu agar aliran udara selalu cukup untuk mendinginkan radiator. Ada 2 jenis kipas yang sering digunakan pada kendaraan yaitu kipas yang digerakan oleh motor listrik dan kipas manual yang digerakan oleh poros engkol mesin itu sendiri melalui talli kipas/V-belt. 
  5. Tangki Cadangan : Reservoir Tank atau tangki cadangan dihubungkan ke radiator melaui selang overflow. Reservoir Tank ini berfungsi untuk menjaga agar volume air pendingin selalu stabil.
  6. Pompa Air (Water Pump): Berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran hisap dengan saluran tekan yang terdapat pada pompa. Pompa yang digunakan umumnya adalah type sentrifugal. Pompa ini digerakan oleh poros engkel melalui tali kipas atau v-belt
  7. Selang radiator : berfungsi sebagai penghubung antara radiator dan blok mesin. Ada dua slang di radiator, Upper hose berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator. Sedangkan lower hose untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke mesin. 
  8. Water jacket : Berfungsi sebagai saluran-saluran tempat air mengalir di blok mesin ini dinamakan water jacket.
·       Cara Kerja
1.                  Rem Tromol

a.       Pada Saat Pedal Rem Diinjak
    Apabila pedal rem diinjak maka tuas master silinder akan mendorong piston dan minyak rem didalam master akan terdorong oleh piston ke dalam pipa saluran tinggi. Minyak rem didalam pipa akan diteruskan ke silinder roda. Pada silinder roda, piston akan mendorong kanvas sehingga akan terjadi pengereman. 
                                                                               
b.      Pada Saat Pedal Dilepas
    Apabila pedal dilepas maka pushrod akan bergerak mundur dan piston akan ikut bergerak mundur mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu mengalahkan tenagan pegas maka volume dalam ruang silinder membesar dan tekanan mengecil akibatnya pada sepatu rem akan kembali seperti semula.

2.      Kopling
    Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling

3.      Radiator
Mesin mobil dirancang untuk bekerja pada suhu yang cukup tinggi, tetapi bukan berarti tanpa batas. Suhu ideal dimana mesin bekerja secara efisien adalah sekitar 93 derajat celcius. Jika melebihi suhu ideal, maka pada titik tertentu komponen logam yang bergerak dapat melunak atau bahkan melebur hingga menyatu dengan komponen lainnya. Hal tersebut akan menyebabkan berbagai masalah internal pada mesin yang akan membuat biaya perbaikan membengkak.
Untungnya mobil-mobil modern dilengkapi dengan sitem pendingin yang cerdas. Untuk mempertahankan mesin agar tetap bekerja secara konstan pada suhu ideal, maka sitem pendingin tidak hanya mencegah terjadinya overheat (terlalu panas), namun juga mencegah suhu mesin menurun. Karena jika mesin bekerja pada suhu yang rendah atau dingin, maka getaran dan polusi yang dihasilkannya pun lebih tinggi.

Sirkulasi pendinginan digerakan Pompa Air yang mengirim cairan pendingin menuju blok mesin, dimana cairan tersebut mengalir melalui jalur-jalur disekitar silinder, lalu kembali melalui jalur yang melewati kepala silinder. Termostat terletak pada bagian dimana cairan meninggalkan mesin. Jika thermostat dalam keadaan tertutup, maka cairan mengalir kembali menuju pompa air. Dan jika thermostat dalam kondisi terbuka, maka cairan mengalir menuju radiator terlebih dahulu, baru kemudian kembali ke pompa air.

Radiator adalah penampung utama dan tempat cairan didinginkan. Pada mobil modern, umumnya radiator terbut dari aluminium dan memiliki kisi-kisi sebagai jalur mengalirnya angin. Proses pendinginan radiator ditunjang oleh kerja kipas pendingin.

Mengalirnya cairan antara radiator dan mesin diatur oleh Thermostat. Dalam keadaan dingin maka thermostat akan menutup untuk mempercepat proses pemanasan mesin mencapai suhu ideal. Pada suhu sekitar 91 derajat celcius, thermostat akan mulai terbuka dan membiarkan cairan mengalir menuju radiator untuk didinginkan. Setelah mencapai suhu sekitar 103 derajat celcius, maka thermostat akan terbuka penuh dan memungkinkan lebih banyak cairan mengalir menuju radiator agar proses pendinginan lebih cepat tercapai.

Seperti halnya thermostat, Kipas Pendingin juga perlu dikontrol untuk menjaga temperatur mesin dalam keadaan konstan. Hanya saja cara kerjanya ditentukan oleh posisi mesin, yang artinya mobil dengan tarikan roda belakang umumnya menggunakan kipas mesin, dimana kipas tersebut bekerja berdasarkan putaran mesin. Sementara mobil dengan tarikan depan menggunakan kipas elektrik, dimana kerja kipas tersebut dikontrol oleh saklar termostatik atau komputer mesin. Kipas elektrik akan berputar saat mencapai temperatur yang telah ditentukan, dan berhenti kembali saat berada dibawah temperatur tersebut.

Selain itu, yang juga memegang peranan cukup penting dalam proses pendinginan adalah Tutup Radiator. Tutup ini berfungsi untuk melepaskan tekanan yang yang dihasilkan ketika cairan pendingin mencapai titik didih. Pada saat tekanan mencapai sekitar 15 psi, maka pegas pada tutup radiator akan terdorong hingga merenggang dan membiarkan cairan panas mengalir menuju penampung sementara. Proses ini memungkinkan udara yang terbentuk didalam sistem pendingin keluar. Dan ketika temperatur radiator menurun, maka cairan pada penampung akan kembali tersedot menuju radiator untuk kembali bersirkulasi.

Demikianlah konsep dasar proses pendinginan mesin. Karena suhu pada ruang pembakaran mesin dapat mencapai sekitar 2.500 derajat celcius, maka dapat dibayangkan betapa vitalnya peran sistem pendingin pada mesin.
·        Gangguan – gangguan
1.            Rem Tromol
a.       Pengereman tidak bekerja. Pada saat pedal rem di injak kendaraan tetap barjalan dan tidak terjadi pengereman
b.      Rem Bunyi

2.      Kopling
a.       Terjadi suara gemuruh yang terjadi saat di nijak kopling
b.      Tidak bisa masuk gigi
c.       Kurang bagus saat mau maju.

3.      Busi
a.       Mesin seperti tersendat-sendat

·        Keselamatan Kerja
a.       Memakai Wearpack ( pakaian bengkel )
b.      Memakai sepatu ,  sebaiknya memakai sepatu safety shoes
c.       Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
d.      Selalu gunakan majun
BAB III
PELAPORAN

·       Pemeriksaan
1.      Rem Tromol
1).      Alat
a)      Kunci roda                                                      
b)      Dongkrak                                                                                                     
c)      Tang
d)     Obeng          
e)      Majun
f)       Kompressor dan minyak  rem
g)      Palu     

2).      Bahan
a)   Mobil Picanto
b)   Kanvas Rem baru

3).      Pembongkaran dan Penggantian Kanvas Rem
a)      Kendorkan baut roda
b)      Angkat kendaraan dengan dongkrak
c)      Lepaskan baut roda
d)     Lepakan roda
e)      Lepaskan tromol
f)       Lepaskan sepatu rem
g)      Lepas pegas pengembali
h)      Lepas kabel rem tangan
i)        Lepas tuas rem tangan dan rem tangan dari back plate
j)        Lepas back plate
k)      Pasang kanvas rem yang baru
l)        Lalu, rangkai kembali tromol
m)    Pasang kembali roda
n)      Kencangkan roda
o)      Lalu turunkan dongkrak

4)      Pemeriksaan
a)      Memeriksa tromol dari keausan, retak dan berkarat serta ukur diameter dalam tromol
b)      Memeriksa ketebalan kanvas, bila ketebalan kanvas dibawah standart/limit maka kanvas harus diganti. Bila yang aus salah satu shoe maka penggantiannya harus 1 set
c)      Memeriksa silinder roda dari keausan, kerusakan, retak dan berkarat
d)     Periksa strut rem dari kerusakan
e)      Periksa pegas-pegas dari karat aus dan lain-lain
f)       Periksa tuas sepatu rem tangan dari kerusakan

5)      Perbaikan Rem Tromol
a)      Mengganti kanvas rem yang sudah aus, Bila kanvas sudah tidak memenuhi standart/limit, maka kanvas harus diganti dengan yang baru.
b)      Membleeding minyak rem, Minyak rem yang kurang/kecil tekananya menyebabkan pengereman kurang baik karena terdapat gelembung udara di dalam reservoir/selang, sehingga minyak rem harus di bleeding.

2.            Kopling

a)      Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
a)      Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
b)      Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!

b)     Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebaiknya diganti.
2.      Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
3.      Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
4.      Pemeriksaan dengan dial indikator. Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas Diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
5.      Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan. Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
6.      Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
7.      Perbaikan/ penyetelan Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
·         Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
·         Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
c)      Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2.      Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max adalah 0.5 mm.
3.      Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.

d)     Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
2.      (Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
3.      Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
4.      Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
5.      Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.

e)      Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

1). Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
2). Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
3). Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
4). Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
3.  Air radiator
1. Mameriksa ketinggian air pendingin
a. Periksa ketinggian dengan cara melihat melalui tangki cadangan
Dengan cara ini tidak diperlukan membuka penutupnya untuk 
memeriksa ketinggian air pendingin.
Perhatikan:

1) Jangan melepas penutup tangki bila air pendingin sedang mendidih.

2) Jangan melepaskcm tutup radiator bila engine dan radiator masih panas. 
b. Bila engine telah dingin, periksa ketinggian air pendingin di
tangki cadangan. Ketinggian normal dari air pendingin ialah
antara tanda FULL dan LOW pada tangki.
c. Jika ketinggian air pendingin berada di bawah tanda LOW
Iepaskan penutup tangki dan tambah air pendingin secukupnya  
hingga mencapai tanda FULL. Kemudian pasang kcmbali penutup
Alat dan Bahan
1.      Radiator Cup Tester
2.      Radiator
1)      Pembongkaran
Ø  Lepaskan tutup tangki radiator (hanya saat mesin dingin)
Ø  Buka Tutup radiator
Ø  Periksa preasure valve pada cap radiator
Ø  Jika masih bagus / tidak ada kebocoran pasang lagi




·          Pengukuran

1.                  Rem Tromol
Diameter dalam tromol
                -         Standart                                        : 220 mm
                  -          Limit                                            : 222 mm

Celah sepatu/kanvas dengan tromol
-          Standart                                        : 7,5 mm
-          Limit                                             : 3 mm
Pedal rem
-         Tinggi pedal                                    : 154,7 – 164,7 mm
-          Gerak bebas pedal                         : 3-6 mm
-          Jarak cadangan pedal                     : > 65 mm

2.      Kopling
a)    Plat kopling
Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
 Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
Dengan roller- instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
b)   Fly wheel
Dengan dial indicator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel. 
c)    Pegas penekan dan tuas pembebas
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
c)      Release bearing
Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal  adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!

·           Kesimpulan Gangguan

1.      Rem Tromol

a.       Kanvas rem sudah tipis
Hal ini merupakan hal yang umum jika seorang mekanik menanyakan ada gejala apa biasanya seorang pelanggan menjawab rem sudah tipi itu artinya kanvas rem sudah harus diganti mungkin sudah dua atau tiga bulan tidak dilakukan pergantian kanvas rem.
b.      Rem blong atau bocor
Ketika seorang pengendara melakukan perjalanan kemudian si mobilnya melakukan pengereman namun apa yang terjadi? Roda belakang hanya roda kanan saja yang bekerja mengerem sedangkan roda kirinya tidak atau sebaliknya bahkan dua roda kiri dan kanan belakang tidak bekerja, hal ini sering disebut rem blong atau bocor itu artinya seal oli pada tempat sepatu rem sudah rusak otomatis harus diganti.

2.      Kopling

a.              Plat kopling sudah tipis
Umumnya terjadi hamper semua mobil mengalami gejala tersebut, karena sudah dua atau tiga bulan mobil tidak melakukan pergantian plat kopling.
b.              tutup kopling atau clutch cover
Tutup kopling merupakan serangkaian atau istilahnya satu paket dengan plat kopling artinya kalau plat kopling sudah mau diganti karena sudah tipis maka secara otomatis tutup kopling harus diperiksa takut tidak bekerja dengan baik.

3.      Radiator
    Saat Air radiator kurang ,maka mesin akan cepat panas hingga mengalami overheat dan akhirnya mobil mogok


·        Memasang dan Menyetel

1.         Rem Tromol
Memasang Rem Tromol

1)      Memasang Back Plate Rem ke Axle Belakang
a)      Lumasi sealent join seam pad axle housing dan back plate
b)      Pasang axle shaft ke axle housing belakang
c)      Kencangkan mur back plat rem
d)     Pasang silinder roda dan kencangkan baut silinder roda mur pipa rem
e)      Pasang kabel rem tangan ke back plate

2)       Memasang silinder roda
a)         Berikan water fight sealent ke silinder roda lepaskan plug cup dari pipa  rem di pasangkan pipanya.
b)      Pasangkan silinder roda ke back plate dan kencangkan bautnya.
c)      Sambungkan pipa rem ke silinder roda dan kencangkan murnya.
d)     Pasang plug cup ketempatnya.

3)      Memasang shoe
a)   Rakitlah part yang telah silepas sebelumnya.
b)   Pasangkan penahan spring dengan menekan dan memutarkan pin penahan.

4)      Memasang tromol rem
a)      Untuk mendapatkan celah maximum antara shoe dengan tromol  masukan obeng antara rod dan ratchet kemudian tekan ke bawah.
b)      Pasang tromol sesudah memastikan bahwa tidak ada kotoran dan oli di dalamnya.
c)      Selesai melakukan pemasangan tekan pedal rem dengan beban 30 kg beberapa kali untuk memperoleh celah antara tromol dengan shoe.

5)      Pasangkan roda dan kencangkan mur-murnya.

6)      Periksa untuk memastikan apakah tromol dapat berputar dengan bebas (tidak tertahan oleh shoe) turunkan dongkrak dan lakukan pengetesan.

Menyetel Rem Tromol            :
a.    Putar mur penyetel sampai roda terkunci dengan menggunakan Obeng
b.   Putar mur penyetel sampai roda bebas dengan menggunakan obeng







3.                  Kopling

Memasang kopling
Pasang plat kopling dan tutup kopling pada fly wheel sesuai dengan kerangka sebelumnya ketika sudah terpasang atau pas dengan fly wheel kencangkan dengan baut dua belas sebanyak dua belas buah kemudian persiapkan transmisi untuk di pasangkan sebelum menaikan transmisi dek laher harus diperiksa atau setidaknya diberi stemplet, setelah diberi stemplet baru ditaikan dengan mempersiapkan dongkrak setelah pas dengan baut baut baru angkat transmisi minimal tiga orang untuk menaikan transmisi setelah pas input shaft dengan kopling maka baut dipancing satu persatu baik itu baut 14 maupun baut 17 ingat jumlah baut harus sesuai dengan yang sebelumnya biasanya jumlahnya 8 atau 10 supaya terpasang dengan kuat dan tidak ada gejala lagi ingat kalau transmisi pada mobil engkel ada baut master kemudian setelah itu pasang rishufle ada yang baut 12 jenis carry, 14-12 jenis kijang dan 17 jenis engkel dan terakhir memasang stang handle dengan cara handle di posisikan di tengah dan stang pada transmisi di pasang dengan baut 12 carry, phanter, kijang atau 14 engkel,col diesel.

Menyetel kopling
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
1.    Pegas diaphragm
Pada     pegas    diaphragm    lakukan     penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST menggunakan kunci pas 14 atau 12, bisa di kendorkan atau dikencangkan ingat minyak rem atau fluida harus terisi dengan yang baru.
2.    Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan  mur penahan pengunci.
3.      Radiator
Memasang Tutup Radiator
Setelah pengecekan pada tutup radiator pasang kembali tutup radiator dengan rapat









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

·        Kesimpulan

Dengan diadakan pendidikan system ganda (PSG) atau prakerin, penulis dapat merealisasikan, menyusun dan membandingkan antara pelajaran yang di terima di sekolah sedikit berbeda

Adapun setelah selesainya Prakerin penulis menarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Penulis dapat mengetahui cara berinteraksi dengan costumer.
2. Penulis dapat mengetahui cara melayani costumer dengan baik.
3. Penulis dapat mengetahui peralatan-peralatan yang baru di bengkel.
4. Penulis dapat merasakan susah senangnya saat bekerja.

·        Saran

1. Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.
2. Siswa harus disiplin dengan aturan Industri
3. Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum berangkat   PRAKERIN.
4.Siswa harus bisa berkomunikasi dengn baik dengan pembimbing di Industri.
5. Siswa harus banyak bertanya kepada pembimbing di Industri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar