Blogger Widgets

Kamis, 04 Desember 2014

SISTEM PENGISIAN

ALTERNATOR
Fungsi : Untuk melakukan pengisian kembali tegangan baterai


KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSI
1. NUT
    Untuk mengikat komponen-komponen yang berada pada poros alternator
2. LOCK WASHER
    Untuk mengunci posisi komponen-komponen yang berada poros alternator pada posisi yang di tentukan
3. PULLLEY
    Untuk tempat kedudukan dari sabuk V-Belt yang terhubung langsung ke puli poros engkol mesin
4. FAN
    Untuk mendinginkan kumparan rotor dan stator ketika alternator bekerja untuk proses pengisian
5. FAN SPACER
    Untuk mengatur jarak posisi dari kipas
6. FRONT HOUSING
    Untuk penutup bagian depan dari alternator
7. FRONT BEARING
    Untuk menyanggah poros bagian depan dari rotor
8. RETAINER
    Untuk menahan posisi front bearing agar tepat kedudukannya dengan front housing
9. STOP RING
    Untuk menghentikan batas yang tepat posisi dari poros rotor
10.ROTOR
    Untuk menimbulkan medan magnet dan mengubahnya menjadi listrik
11.STATOR
    Untuk memotong medan magnet dan mengubahnya menjadi listrik
12.PCB
    Untuk papan cetak dari dioda-dioda negatif dan dioda positif
13.DIODA PLATES
    Untuk merubah atau menyearahkan  arus listrik AC menjadi arus listrik DC
14.BRUSHES
    Untuk mengalirkan arus listrik ke slip ring yang terdapat pada poros rotor
15.BRUSH RETAINER
    Untuk tempat kedudukan dari pada brushes
16.SPRINGS
    Untuk mendorong brushes sampai pada batas minimum (aus)
17.REAR HOUSING
    Untuk menutup alternator bagian belakang
18.REAR BEARING
    Untuk menahan kedudukan poros bagian belakang
19.TERMINAL INSULATOR
    Untuk penyekat atau merupakan isolasi dari terminal-terminal yang terdapat pada alternator


KOMPONEN BESAR UTAMA ALTERNATOR


1. ROTOR terdiri 
    1..MUR PENGIKAT
    2. PULI
    3. FAN
    4. FRONT HOUSING
    5. ROTOR COIL
    6. SLIP RING
    7. BANTALAN


2. STATOR terdiri dari :
    1. STATOR COIL
    2. DIODE ( + / - )
    3. BRUSH HOLDER
    4. BRUSH
    5. REAR HOUSING

3. REGULATOR
      Fungsi : Untuk memasukkan arus listrik kedalam kumparan rotor, meskipun putarannya berubah-ubah.


     

KETERANGAN KODE
IG = IGNITION
N  = NEUTRAL
E   = EMITTER
F   = FUSE
L   = LIGHT
B   = BATTERY










CHART REGULATOR 6 TERMINAL
 

         Pada sistem pengapian jenis ini titik netral dari kumparan stator alternator di pergunakan untuk mengatur bekerjanya tegangan Relay (Voltage Relay). Lampu tanda pengisian akan menyala atau mati sesuai dengan kerjanya voltage relay dan bilamana tegangan terminal (N) kurang dari jumlah yang ditentukan maka alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal dalam mengisi baterai kembali.

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DALAM RANGKAIAN
PERHATIKAN ANIMASI BERIKUT

CARA KERJA ALTERNATOR DALAM RANGKAIAN
       Bila kunci kontak di "ON" kan, arus listrik dari baterai mengalir ke charge warning lamp, terminal (L) regulator, titik kontak voltage relay "P1" dan "P0" terus ke masa bodi (E). dan pada saat yang sama menglir arus ke kumparan voltage regulator mengakibatkan lampu tanda kontrol menyala.
        Pada saat yang sama pula, arus lain dari baterai mengalir melalui sikring, terminal "IG" regulator, titik kontak voltage regulator "P3" dan "P4" keluar melalui terminal "F" alternator terus ke rotor coil
Arus listrik yang mengalir masuk ke dalam rotor coil akan menimbulkan kemagnetan (Field Current) dan dalam hal ini belum ada proses pengisian.
        Sesudah mesin nyala dan rotor berputar maka terjadilah arus AC yang akan diubah oleh 6 buah dioda menjadi arus DC. Tegangan ini menjadi lebih besar di antara terminal "B" dan "E". dan tegangan keluar dari "N" stator coil, menyebabkan tenaga tarik dari kumparan pada voltage relay bertambah besar dan titik "P1" berhubungan dengan titik "P2" dan lampu tanda pengisian mati yang berarti sistem pengisian telah bekerja.
PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALTERNATOR 
1. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT ROTOR COIL

 Periksa hubungan terbuka rotor coil, jika ada hubungan (Baik), jika tidak ada hubungan (Putus)
 2. PERIKSA CONTINUITAS MASSA ROTOR COIL
Periksa hubungan massa dari rotor coil, jika ada hubungan (Bocor), jika tidak ada hubungan (Baik)







3. PERIKSA DIAMETER SLIPRING
Periksa diameter slipring dari keausan akibat gesekan dengan brush, Diameter standart dari slipring tergantung dari sfesifikasi pabrik, jika sudah aus (Ganti baru)
 4. PERIKSA CONTINUITAS OPEN CIRCUIT STATOR COIL
Periksa hubungan terbuka stator coil, jika ada hubungan (Baik), jika tidak ada hubungan (Putus)







 5. PERIKSA CONTINUITAS MASSA STATOR COIL
Periksa stator coil hubungan massa, jika ada hubungan (Bocor), jika tida ada hubungan (Baik)
6. PERIKSA CONTINUITAS DIODA (+) DAN DIODA (-)
 
Periksa  hubungan dioda (+) dan dioda (-), jika salah satu ada hubungan berarti kondisi dioda (Baik)
 7. PERIKSA PANJANG SIKAT
Ukur panjang sikat (sesuai sfesikasi pabrik) jika sudah aus, terbakar atau rusak (Ganti baru)
 KERUSAKAN-KERUSAKAN ALTERNATOR
1. Rotor coil putus/terbakar
2. Stator coil putur/terbakar
3. Dioda putus/mati
4. Regulator coil rusak/terbakar
5. Brush aus dan brush holder patah
6. Bearing depan dan belakng sudah aus

Sistem Penerangan Mobil






Sistem penerangan (lighring system) berfungsi untuk keselamatan berkendara di malam hari.

Dan terdiri dari :
  • Lampu kepala (head light)
  • front combination light
  • Clearance light (lampu jarak)
  • Trun signal & hazar warning light
3.  Rear combibation light
  • Tail light & stop light
  • Trun signal & hazar warning switch
  • Back up light
4.  Dome light

5.  Licence plate ligh

6.  Meter combination light

Lampu besar

Sistem lampu besar berfungsi untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan.
Dan terdiri dari :
  •     Lampu dekat(low beam)
  •     Lampu jauh(high beam)
Pada sistem ini mengunakan 2 tipe yaitu :

  1. Sealed beam
    pada tie ini lampu menjadi satu dengan rumahnya dan bila lampu putus kita harus mengerti saat set (assy)
  2. Semi-sealed beam
  3. Pada tipe ini bila lampu putus kita dapat mengerti lampunya saja tipe bola lampu terbagi menjadi 2 yaitu :
  • Lampu biasa (shield)
  • Lampu quartz halogen

Bola lampu tipe quartz halogen tidak boleh dipegang karna lemah yang terdapat pada tangan kita akan menempel pada lampu yang akan menebabkan umur lampu pendek.

Cara kerja :


A.    Saat low beam (lampu dekat)

light control switch =  H + E  dan  B + T
dimer switch            = HL + HS
Battery  =  Fuse 15 A + B light kontrol switch + light control switch = tail light = massa.
Lampu-lampu kecil menyala
Battray = head light flemen law + HL damer switch = HS damer = switch = H light control switch = massa
Lampu besar dekat menyala


B.     Saat high beam (lampu jauh)

Light control switch = H + E dan B + T
Dimer switch = HU + H
Battray = fuse 15 A = B light control switch = T light control switch = tail light = massa
lampu-lampu kecil menyala
Battray = head light filemen high dan high beam indicator light + HU dimer switch = HS dimer switch = H light control switch + E light control  switch = massa
Lampu besar jauh dan lampu indikator menyala

C.    Saat flash (passing)

Dimer switch = HF + E
Battray = head light filemen high heam indikator light = HF dimer switch = E indikator switch = massa
lampu besar jauh dan indikator menyala
Cara kerja lampu kepala dengan relay saat switch lampu dinyalakan, maka head  lamp relay akan bekerja.

Saat low  beam (lampu dekat)
Battray = relay =fuse RH = lampu L (RH)
fuse LH = lampu L (LH)
 Saat high beam (lampu jauh)
Battray = Relay = fuse RH= indikator la  =  lamp H (RH)    =dimer S/w = massa fuse LH = lamp H (LH)

Lampu Kecil

Lampu kecil pada bagian depan kendaraan disebut Clearance light (lampu jarak) dan pada bagian    belakang tail light (lampu belakang).

Lampu Rem Dan Lampu Indikator Rem Tangan

Lampu rem (stop light) berfungsi sebagai tabda bahwa kendaraan akan berhenti (mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan dibelakangnya)

Lampu mundur
Lampu mundur (back-up light) berfungsi sebagai isyarat (tanda bahwa kendaraan akan mundur.

Lampu sen & hazard

Lampu sen (turn signal light) berfungsi untuk memberi tanda bahwa kendaraan akan membentuk atau pindah jalur.

Lampu hazard (hazard warning light)  berfungsi untuk memberi tanda bahwa kendaraan dalam kondisi darurat

Saat lampu sen atau hazard digidupkan maka lampu akan berkedip dengan interval 60-120 kali per menit hal ini disebabkan oleh adanya flasher.

Wiper & Washer

wiper dan washer  berfungsi untuk menjamin pandangan pengendara agar tidak terhalang dengan cara menyapu kotoran dari kaca depan dan belakang.

Air Conditioner

Air conditioner adalah peralatan untuk :

•    Mengatur temperatur udara
•    Mengtur  sirkulasi udara
•    Mengatur kelembabkan udara
•    Mengatur kemurnian udara

Air conditioner memelihara udara di dalam ruang agar tempertur dan kelembabannya menyenagkan dengan cara :

  • Pada saat suhu ruang tinggi air conditioner akan mengambil panas dari udara sehingga suhu udara di ruangan menjadi rendah.
  • Pada saat suhu ruangan rendah air conditioner akan melepas panas ke udara sehigga suhu udara di ruang naik.

Air conditioner pada kendaraan terdiri dari :
  • Cooler (pendingin)
  • Heater (pemanas)

Heater

Heater adalah suatu alat untuk memanaskan udara di dalam mobil.

Cooler

Cooler adalah suatu alat untuk mendinginkan udara di dalam mobil.
Sirkulasi Refrigerant Pada A/C mobil

  • compressor melepaskan Refrigerant bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi karna hasil kompresi pada compresor saat langkaha pengeluaran (discharge stoke)
  • Refrigerant ini mengalir ke condenser . di dalam condenser , gas refrigerant mengembun kembali menjadi cairan.
  • Refrigerant cair ini mengalir ke receiver yang berfungsi untuk menyiapkan dan menyaring cairan refigerant sampai evaparator memerlukan refigerant.
  • Expasion valve merubah cairan refigerant menjadi bersuhu dan bertekanan rendah dengan bentuk spray
  • Refiegrant  ini mengalir ke evaparator. di dalam  evaparator refiegrant menguap dan menyerap panas.

SISTEM PENGAPIAN

SISTEM PENGAPIAN

Sistem Pengapian di bedakan menadi 2 jenis yaitu  :
1. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
2. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

        Pada uraian materi sistem pengapian, blogger hanya membatasi diri pada uraian materi tentang sistem pengapian konvensional saja dan semoga tetap bermanfaat dan selalu memberi pencerahan bagi ilmu pengetahuan tentang teknik dasar otomoif


SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
FUNGSI
Untuk membangkitkan bunga api pada busi ketika piston mencapai Titik Mati Atas


KOMPONEN UTAMA
1. BATTERY
2.CONTACT
3. COIL
4. CONDENSOR
5. DISTRIBUTOR
7. SPARKPLUG







KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSI
1. BATTERY
    Untuk menyimpan arus litrik DC
2. CONTACT
    Untuk memutus dan menghubungkan arus litrik di dalam rangkaian
3. COIL
    Untuk merubah teganagan AC menadi DC yaitu arus listrik 12 V menjadi 20.000 V - 22.000 V
4. CONDENSOR
    Untuk menyimpan arus listrik sementara
5. DISTRIBUTOR
    Untuk memutus dan menghubungkan arus listrik dan  mendistribusikan arus listrik tersebut ke seluruh busi
6.SPARKPLUG
    Untuk membakar bahan bakar didalam silinder ketika torak mencapai titik mati atas (TDC)

CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Perhatikan animasi berikut dengan seksama



Ketika kunci kontak di "ON" kan arus dari baterai mengalir ke koil di dalam koil terdapat dua buah kumparan yaitu primer coil dan sekunder coil yang kemudian listrik terebut di ubah dari tegangan rendah menjadi tegangan tinggi. kemudian listrik tersebut di alirkan lagi ke distributor lalu terus mengalir ke dalam rotor yang sedang berputar. 
Pada saat yang bersamaan sebagian kecil arus listrik yang berasal dari koil mengalir masuk ke dalam kondensor dan bertemu dengan arus listrik dari rotor lalu listrik tersebut di distribusikan ke tiap-tiap busi sesuai dengan firing order


PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Perawatan yang di lakukan pada gambar di bawah ini sesuai dengan standar operasional pabrik (SOP)
 

1. PERIKSA CENTRIFUGAL ADVANCER

Lakukan pemeriksaan dengan cara memegang rotor lalu memutarnya ke arah jarum jam kemudian lepaskan rotor. bila rotor kembali ke posisi semula berarti centrifugal advancer dalam kondisi baik




 
2. PERIKSA HUBUNGAN PRIMER COIL
Dengan menggunakan AVOmeter. Tempelkan kedua buah colokkan AVOmeter pada masing-masing terminal yaitu pada terminal positif dan terminal negatif dari koil







3. PERIKSA HUBUNGAN SEKUNDER COIL

Dengan menggunakan AVOmeter. Tempelkan kedua buah colokkan AVOmeter pada masing-masing terminal yaitu pada terminal positif dan terminal tegangan tinggi dari koil







4. PERIKSA KONDENSOR


Dengan menggunakan AVOmeter. Tempelkan kedua buah colokkan AVOmeter pada masing-masing terminal yaitu pada bodi dan ujung kabel kondesor yang melekat dan terdapat pada distributor







5. PERIKSA KABEL TEGANGAN TINGGI DAN KABEL BUSI 1-6


Dengan menggunakan AVOmeter. Tempelkan kedua buah colokkan AVOmeter pada masing-masing ujung kabel busi seperti pada gambar di samping.







6. PERIKSA CELAH BUSI 1 - 6
Seperti pada gambar colokan feeler gauge pada celah busi yaitu di antara celah elektroda dan masa
Celah standart busi yang di ijinkan adalah 0,70mm - 0,80mm
kurang atau lebih dari standar itu berarti busi harus di seting ulang



7. PERIKSA  CELAH PLATINA


Lakukan penyetelan dengan menggunakan obeng dan feeler gauge. gunakan kedua tangan yaitu tangan kanan memegang obeng dan lakukan pengenduran baut dan tangan kiri memegang feeler gauge sambil di colokan pada celah platina. Carilah posisi celah yang tepat lalu kencangkan baut tersebut.
Celah standart platina yang di ijinkan adalah 0,40mm - 0,50mm, namun untuk penyetelan yang lebih baik. kita bisa mengambil celah standart 0,45mm




 8. PERIKSA VACUM ADVANCER
Lakukan penghisapan pada selang yang terhubung dengan vacum advancer. jika ketika di hisap bagian dalam dari pegas pada vacum advancer bergerak maju atau ketika hisapan di lepas lalu mundur berarti kondisi vacum advancer dalam kondisi baik






KERUSAKAN-KERUSAKAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


1. PLATINA LUBANG/RUSAK
2. KOIL RUSAK/TERBAKAR
3. KABEL-KABEL BUSI AUS
4. BUSI-BUSI MATI
5. BATERAI AUS

FUNGSI JENIS DAN CARA KERJA REM CAKRAM

FUNGSI JENIS DAN CARA KERJA REM CAKRAM
Silinder utama adalah alat yang mengubah tenaga operasi yang digunakan oleh pedal rem pada tekanan hidrolik. Sekarang ini, tandem silinder utama, yang termasuk dua piston, menghasilkan tekanan hidrolik padajalur rem dua sistem. Tekanan hidrolik kemudian dikenakan pada calipers  rem cakram atau silinder roda dari rem tromol.
Reservoir berfungsi menyerap perubahan pada volume cairan rem yang  disebabkan oleh perubahan pada temperatur cairan. Dia juga memiliki pembatas didalam yang membagi tangki menjadi bagian-bagian depan dan belakang seperti yang terlihat pada gambar.  Desain kedua bagian dari tangki ini memastikan bahwa bila satu sirkuit gagal karena kebocoran cairan, sirkuit yang lain masih akan ada untuk menghentikan kendaraan.
Sensor level cairan mendeteksi waktu ketika level cairan di tangki reservoir turun di bawah tingkat minimum dan kemudian menggunakan lampu peringatan system rem untuk memperingatkan pengemudi.  Dari segi konstruksi silinder utama dapat dilihat pada gambar berikut yang  terdiri dari komponen-komponen berikut.
(1) Piston No.1
(2) Pegas Pembalik No.1 (return spring)
(3) Piston No.2
(4) Pegas Pembalik No.2
(5) Piston cup karet
(6) Tangki reservoir
(7) Sensor level cairan.

Rem cakram
Gambar : Konstruksi silinder utama

B.  KEBOCORAN MINYAK REM
1.  Kebocoran cairan pada bagian belakang
Bila pedal rem ditekan, piston No. 1 bergerak ke kiri tapi tidak menghasilkan tekanan hidrolik di bagian
belakang. Karenanya, piston No. 1 menekan pegas pembalik, terhubung dengan piston No. 2, dan mendorongnya. Piston No. 2 menaikkan tekanan hidrolik pada ujung depan dari silinder utama, yang membuat dua buah rem dapat dioperasikan dari sisi depan silinder utama (master cylinder).
Kebocoran cairan pada bagian belakang
Gambar : Kebocoran cairan pada bagian belakang

2.  Kebocoran cairan di bagian depan
Karena tekanan hidrolik tidak dihasilkan di bagian depan, maka piston No. 2 bergerak sampai ia menyentuh dinding di ujung terjauh dari silinder utama. Bila piston No. 1 didorong lebih jauh ke kiri dari posisi ini, tekanan hidrolik naik pada bagian belakang dari silinder utama (mas ter cylinder), yang membuat rem dioperasikan dari bagian belakang silinder utama (master cylinder).
Kebocoran cairan pada bagian depan

Gambar : Kebocoran cairan pada bagian depan


C.   DASAR PERENCANAAN REM
Bila pedal rem ditekan, silinder utama mengubah tenaga ini menjadi tekanan hidrolik. Operasi pedal rem berdasarkan tuas, dan mengubah tenaga pedal yang kecil menjadi tenaga yang besar yang bekerja pada silinder utama. Berdasarkan hukum Pascal, tenaga hidrolik yang dihasilkan di silinder utama ditransmisikan melalui jalur rem ke masingmasing silinder utama. Tenaga itu bekerja pada brake lining dan bantalan rem cakram untuk menghasilkan tenaga pengereman.
Menurut hukum Pascal, tekanan yang digunakan secara eksternal atas cairan terbatas yang dihantarkan secara seragam ke semua arah.  Dengan menggunakan prinsip ini pada sirkuit hidrolik di sistem rem, tekanan yang dihasilkan di silinder utama dihantarkan secara sama ke semua silinder roda. Tenaga pengereman bervariasi, seperti yang terlihat pada contoh berikut,  tergantung pada diameter dari silinder roda. Bila desain kendaraan memerlukan tenaga pengereman yang lebih besar pada roda-roda depan, misalnya, disainernya akan merincikan silinder roda yang lebih besar untuk bagian depan.
Design Daya Pengereman
Gambar : Design Daya Pengereman

D.   TIPE DARI JALUR REM
Bila jalur rem terbuka dan cairan/minyak rem keluar, rem tidak akan bekerja lagi. atas alasan ini, hidrolik rem dibagi menjadi jalur rem dua sistem. Tekanan hidrolis yang dikirim ke kedua sistem dari silinder utama ditransmisikan ke calipers rem cakram atau silinder roda.
Susunan dari jalur rem berbeda antara kendaraan FR dan FF, pada kendaraan FR, jalur rem dibagi menjadi sistem roda depan dan sistem roda belakang, tapi pada kendaraan FF piping  diagonal digunakan, karenabeban yang dikenakan pada bagian depan pada kendaraan FF itu besar, tenaga pengereman yang lebih tinggi digunakan untuk roda-roda depan daripada untuk roda-roda belakang.  Untuk ini, bila sistem jalur rem yang sama digunakan untuk kendaraan FR digunakan pada kendaraan FF, tenaga pengereman akan terlalu lemah bila sistem pengereman roda depan gagal, Untuk masalah ini sistem jalur pipa diagonal untuk roda depan kanan dan roda belakang kiri dan satu untuk roda depan kiri dan roda belakang kanan digunakan supaya bila satu system gagal, sistem lain akan mempertahankan tenaga.
Jalur Pengereman
Gambar : Jalur Pengereman 


E.   REM CAKRAM (DISC BRAKE)
1. Konstruksi 
Rem cakram terdiri dari komponen komponen seperti berikut.
(1) Caliper rem cakram (Disc brake caliper)
(2) Bantalan rem cakram (Disc brake pad)
(3) Rotor rem cakram (Disc brake rotor)
(4) Piston
(5) Cairan/pelumas (Fluid)

2. Pengoperasian
Rem cakram mendorong piston dengan m enggunakan tekanan hidrolik yang dikirim melalui jalur rem dari master cylinder untuk membuat bantalan rem cakram menjepit kedua sisi rotor rem cakram dan menghentikan ban berputar. Karena rotor rem cakram dan bantalan rem cakram saling menggesek, maka terjadi panas akibat friksi tadi, tetapi, karena rotor  rem cakram dan badan rem terbuka, panas friksi yang terjadi dapat dengan mudah menguap.
Gambar : Konstruksi dan operasi rem cakram


3.  Penyetelan Rem (Brake Adjustment)
Karena celah rem disesuaikan secara otomatis oleh penutup piston (karet), sehingga celah rem tidak perlu disesuaikan dengan tangan. Ketika pedal rem ditekan, maka tekanan hidrolik akan menggerakkan piston dan mendorong bantalan rem cakram melawan rotor rem cakram.
Pada saat ini, piston bergerak sambil menyebabkan penutup piston berubah bentuk, dan saat pedal rem dilepaskan, penutup piston kembali ke bentuk semula, sehingga menggerakkan piston menjauhi bantalan rem cakram. Karenanya, walaupun bantalan rem cakram sudah aus dan piston bergerak, jumlah kembalinya piston selalu sama, sehingga celah antara bantalan rem cakram dan rotor rem cakram dipertahankan pada jarak yang konstan.
 Gambar  Penyetelan rem

 Gambar : Penyetelan rem
 4.  Penurunan cairan/pelumas rem 
Jumlah cairan rem pada tangki reservoir rem menurun karena keausan dari bantalan rem cakram atau rem cakram lining. Karenanya, kondisi keausan dari bantalan rem cakram atau rem cakram lining dapat dihitung dengan mengecek tingkat cairan/pelumas di tangki reservoir. Karena diameter piston yang besar, keausan dari bantalan rem cakram berakibat pada penurunan tingkat cairan/ pelumas yang tajam di tangki reservoir.

Gambar : Penurunan cairan rem
 5.  Indikator keausan bantalan
Ketika bantalan rem cakram aus dan perlu diganti, indikator keausan bantalan rem cakram menghasilkan suara lengkingan tinggi untuk memberi peringatan pada pengemudi. Pada Corolla, peringatan ini terjadi saat ketebalan bantalan tepat 2.5 mm (0.098 in). Konstruksi dan Operasi rem cakram dapat dijelaskan dimana saat ketebalan bantalan berkurang menjadi kurang dari yang telah disebutkan diatas, maka indikator keausan bantalan, yang terdapat pada piringan belakang bantalan, berhungungan dengan rotor rem cakram dan mengeluarkan suara lengkingan saat mobil berjalan. Ada rem indikator keausan bantalan tipe sensor seperti yang terlihat pada gambar di bawah  dimana ketika sensor tersebut aus bersama rem cakram, sirkuit sensor menjadi terbuka. ECU akan mendeteksi sirkuit yang terbuka tadi dan memberi peringatan kepada pengemudi.
Keausan bantalan
Gambar : Keausan Bantalan

6.  Tipe-tipe dari caliper rem cakram 
Tipe-tipe dari caliper akan diterangkan di bawah ini.
(1) Tipe caliper  tetap ( Fixed caliper) Sebuah tipe fixed caliper mempunyai sepasang piston untuk mendorong rotor  rem cakram pada kedua sisinya.
(2) Tipe caliper mengambang (Floating caliper) Sebuah tipe floating caliper tertempel pada piston hanya pada satu sisi dari caliper.
Tipe caliper rem cakram
Gambar : Tipe Caiper Rem Cakram

Piston berperan sebagai pembuat tekanan hidrolik, dan apabila bantalan rem cakram ditekan, caliper akanbergerak ke arah yang berbeda dari piston, dan mendorong  rotor  rem cakram dari kedua sisinya.
Akibatnya, caliper  akan menghentikan perputaran roda. Ada beberapa jenis floating caliper, tergantung
dari metode menempelkan caliper ke piringan putar.

7.  Tipe-tipe rotor rem cakram 
Tipe-tipe rotor rem cakram dijelaskan di bawah ini.
(1)  Tipe solid
Terbuat dari sebuah rotor rem cakram tunggal..
(2)  Tipe berventilasi (ventilated) 
Terdapat lubang di dalamnya, dan sangat baik untuk mengurangi panas.
(3)  Tipe dengan tromol (with drum)
Built-in drum brake untuk parking brake.
Gambar : Tipe rotor rem cakram

Laporan Prakerin



KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dengan baik.Tak lupa shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan ini diajukan untuk mengikuti Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan (UNKK).
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapatkan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1.      Bapak Drs. H. Aban Suryana, MSi sebagai Kepala SMK Negeri 2 Garut
2.      Bapak/ Ibu H. Gusti Gunawan, S.Pd. selaku Ketua Praktik Industri
3.      Bapak / Ibu Nando Sutanto S.Pd selaku Ketua Program Keahlian
4.      Bapak / Ibu Lili Rusdiana selaku kepala bengkel
5.      Bapak / Ibu Tedy Setiawan selaku Pembimbing di Industri
6.      Bapak / Ibu Drs. H. Latief selaku Pembimbing di Sekolah
7.      Semua pihak yang membantu dalam pelaksaan Praktik Industri

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya dan umumnya bagi pembaca, penulis menyadari bahwa Laporan yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikdan saran yang membangun menjadi hal yang sangat diharapkan penulis.



Garut, 10-10-2014


                                                                                         Tyas Septyan
                                                                                            Penulis


  


DAFTAR ISI



HALAMAN
JUDUL                                  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  i
PENGESAHAN PEMBIMBING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  ii
KATA PENGANTAR                       . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii

BAB  I           PENDAHULUAN        . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.1       Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2       Tujuan Pembuatan Laporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3       Tujuan Praktek Industri . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.4       Pembatasan Ruang Lingkup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
BAB  II          KAJIAN TEORITIS….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Tinjauan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..4
Konstruksi Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...5
Nama Bagian dan Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Cara Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Gangguan – Gangguan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..9
Keselamatan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9

BAB  III        PELAPORAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
            Pemeriksaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
            Pengukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
            Kesimpulan Gangguan. . . . ..  . . . . . . ..  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
            Memasang dan Menyetel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  16

BAB  IV        KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  18
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .18
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18









 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Praktik Kerja Industri
         Sesuai dengan progam pendidikan tiga tahun di SMKN 2 GARUT maka siswa – siswi SMKN2GARUT kelas XII di wajibkan melaksanakan praktek kerja lapangan. Praktek lapangan kerja ini dapat dikatakan untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan serta sikap sebagai calon mekanik industri . Dengan adanya PKL ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan 3 tahun yaitu menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai, mandiri, dan bertanggung jawab.
Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.

1.2       Tujuan Pembuatan Laporan
Setelah siswa melaksanakan program Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/Dunia Industri, siswa diwajibkan membuat laporan hasil prakerin yang dilegalisasi oleh pihak sekolah dan pihak DU/DI.
Laporan pada dasarnya memuat seluruh kegiatan selama melakukan Prakerin yang bersumberkan dari journal atau agenda kegiatan harian. Pembuatan laporan harus selalu dikonsultasikan kepada pembimbing sekolah dan Pembimbing DU/DI. Bentuk  laporan disesuaikan dengan format ketentuan penulisan laporan yang dikeluarkan pihak sekolah.
Pembuatan Laporan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan :
1.       Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik kerja di industri
2.        Untuk mendapatkan nilai praktik industry

1.3       Tujuan Praktik Kerja Industri
Praktik kerja industri merupakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan melalui pengalaman kerja pada bidang profesi tertentu untuk para siswa SMK bertujuan:
1.  Memperkokoh Link dan Match (keterkaitan dan kesesuaian) antara program pendidikan di sekolah dan dunia kerja (dunia usaha)
2.  Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional
3.  Memberikan pengalaman dan penghargaan langsung terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
4.  Memebekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan dan bekal awal kemampuan guna menyeseuaikan diri dengan
(dunia usaha/dunia industri) DU/DI
5.  Memantaapkan disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
6.  Mendorong siswa berjiwa interprineur (wirausaha)
7.  Menjajaki penempatan dan lowongan kerja untuk lulusan setelah siswa menyelesaikan program pendidikan dibangku sekolah
8.  Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan DU/DI

1.4       Pembatasan Ruang Lingkup
          Dalam pembahasan tentang materi agar tidak menyimpang keluar dari materi yang sebenarnya dan tidak terjadi kekeliruan. Oleh karena itu, saya akan melakukan laporan pekerjaan tentang :
A.    Memperbaiki Sistem Tromol
B.     Kopling
C.    Air radiator
































BAB II
KAJIAN TEORITIS

·    Tinjauan Umum
A.   Rem Tromol
1.      Pengertian Rem
    Rem adalah komponen pengontrol umum untuk mengontrol kendaraan dan lainnya, dengan gerakan antara bagian yang berputar yaitu piringan dengan kanvas. Laju kendaraan harus dapat dihentikan dengan paksa, maksudnya tidak harus menunggu kendaraan berhenti dengan sendirinya. Hal ini untuk keselamatan, kemudahan dan efisiensi waktu.
    Sistem Rem Tromol lebih banyak digunakan pada kendaraan roda empat maupun roda dua karena mekanisme rem ini menggunakan sistim hidrolik dalam pengeremanya. Dimana mempunyai hasil pengereman yang lebih merata pada setiap roda. Dalam sistim hidrolik ini menggunakan minyak rem sebagai penggerak, dimana kerjanya berdasarkan hukum Pascal.
a.       Fungsi Rem     :
-          Mengontrol laju kendaraan saat berjalan
-          Menghentikan kendaraan saat akan berhenti
-          Menghentikan kendaraan saat parker
b.      Macam-macam Rem :
·         Menurut Letak
a)      Rem Tangan
b)      Rem Kaki
·         Menurut Tempatnya
a)      Rem Pada Profeller Shaft
b)      Rem Pada Roda
·         Menurut Konstruksinya
a)      Rem Cakram
b)      Rem Tromol
·         Menurut Mekanisme Penggeraknya
a)      Rem Udara
b)      Rem Vacuum
c)      Rem Booster
d)     Rem Tromol
e)      Rem Hidrolik
B.      Kopling
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
-         Syarat-syarat kopling:
1.  Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.
Komponen-komponen kopling:
1.  Tutup kopling (cluth cover).
2.  Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5.  Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring

C.    Water radiator
Radiator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan maupun memanaskan. Radiator yang kita kenal pada umumnya digunakan pada kendaraan bermotor (roda dua atau roda empat), namun tidak jarang radiator juga digunakan pada mesin yang memerlukan pendinginan ekstra. Seperti pada mesin mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendaraan baik motor atau mobil radiator pada umumnya terletak di depan dan berada didekat mesin atau pada posisi tertentu yang menguntungkan bagi system pendinginan. Hal ini bertujuan agar mesin mendapatkan pendinginan yang maksimal sesuai yang dibutuhkan mesin.
·       Konstruksi / Model
1.                  Rem Tromol

2.                  Kopling

3.      Radiator


·        Nama Bagian dan Fungsinya     :
1.      Rem Tromol
1). Kanvas dan Sepatu Rem
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan cara dikeling yang berfungsi menekan putaran tromol  rem pada saat kendaraan dihentikan.
2). Tromol Rem
    Fungsinya sebagai penahan putaran pada saat proses penggerakan  berlangsung.
3). Silinder Rod
    Terdiri dari bodi dan piston, berfungsi untuk mendorong septum rem ke  tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silinder.
4). Piston
    Fungsinya sebagai tenaga penggerak kedua kanvas rem karena terjadi pada master silinder yang diteruskan ke silinder roda dan tekanan tersebut dilanjutkan oleh piston menekan masing-masing sepatu rem.
5). Baut Penyetel
    Fungsinya menyetal kerenggangan kanvas rem dengan tromol rem dengan  cara memutar ke kiri atau ke kanan baut penyetel.
6). Pegas Pengembali
    Berfungsi untuk mengembalikan kanvas rem dan piston ke posisi semula  setelah melakukan pengereman.
7). Bleeder Plug
    Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pipa.
8). Backing Plate
    Berfungsi sebagai tumpuan untuk menekan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
2.      Kopling
a. Clutch cover 
    Berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.
b. Diafragma spring
    Berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
c. Disc clutch 
    Berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
d. Presure plate 
    Berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
e. Strap 
    Berfungsi sebagai penahan antara clutch cover dengan presure plate sehingga presure plate berotasi bersama clucth cover.
f. Retraxing spring 
    Berfungsi sebagai pembantu pegas diafragma disaat pedal kopling diinjak sehingga presure plate lebih mudah terangkat dan disc plate lebih mudah dan cepat berotasi bebas, selain dari itu retraxing spring membuat gaya yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling lebih sedikit, sehingga pedal kopling saat diinjak menjadi ringan.

3.      Radiator
  1. Radiator: berfungsi untuk menampung dan mendinginkan cairmman pendingin yang telah menjadi panas setelah menyerap panas dari komponen komponen mesin. Radiator terdiri dari tangki atas dan bawah yang dihubungkan dengan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan sekaligus mendinginkan air pendingin.
  2. Tutup radiator memiliki dua fungsi, fungsi yang pertama adalah untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi dari tekanan udara luar, sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk mempertahankan air pendingin di dalam sistem agar tetap penuh walaupun mesin dalam keadaan dingin atau panas. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, maka pada tutup radiator dilengkapi dengan relief valve dan vacuum valve.
  3. Thermostat: Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin pada saat mesin masih dingin dan juga berfungsi untuk mempertahankan mesin selalu pada suhu kerjanya (antara 80-90 derajat celcius). Thermostat biasanya dipasang antara radiator dan sirkuit pendingin (silinder block dan silinder heat). Thermostat bekerja seperti katup otomatis yang bekerja berdasarkan panas, dimana pada waktu dingin katup akan menutup dan pada waktu panas katup akan membuka, 
  4. Kipas pendingin: Radiator didinginkan oleh aliran udara luar yang mengalir melewati sirip-siripnya. Pada saat kendaraan berhenti aliran udara tidak akan cukkup untuk mendinginkan radiator. Untuk mengatasi hal ini maka dibelakang radiator dipasang kipas pendingin untuk membantu agar aliran udara selalu cukup untuk mendinginkan radiator. Ada 2 jenis kipas yang sering digunakan pada kendaraan yaitu kipas yang digerakan oleh motor listrik dan kipas manual yang digerakan oleh poros engkol mesin itu sendiri melalui talli kipas/V-belt. 
  5. Tangki Cadangan : Reservoir Tank atau tangki cadangan dihubungkan ke radiator melaui selang overflow. Reservoir Tank ini berfungsi untuk menjaga agar volume air pendingin selalu stabil.
  6. Pompa Air (Water Pump): Berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran hisap dengan saluran tekan yang terdapat pada pompa. Pompa yang digunakan umumnya adalah type sentrifugal. Pompa ini digerakan oleh poros engkel melalui tali kipas atau v-belt
  7. Selang radiator : berfungsi sebagai penghubung antara radiator dan blok mesin. Ada dua slang di radiator, Upper hose berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator. Sedangkan lower hose untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke mesin. 
  8. Water jacket : Berfungsi sebagai saluran-saluran tempat air mengalir di blok mesin ini dinamakan water jacket.
·       Cara Kerja
1.                  Rem Tromol

a.       Pada Saat Pedal Rem Diinjak
    Apabila pedal rem diinjak maka tuas master silinder akan mendorong piston dan minyak rem didalam master akan terdorong oleh piston ke dalam pipa saluran tinggi. Minyak rem didalam pipa akan diteruskan ke silinder roda. Pada silinder roda, piston akan mendorong kanvas sehingga akan terjadi pengereman. 
                                                                               
b.      Pada Saat Pedal Dilepas
    Apabila pedal dilepas maka pushrod akan bergerak mundur dan piston akan ikut bergerak mundur mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu mengalahkan tenagan pegas maka volume dalam ruang silinder membesar dan tekanan mengecil akibatnya pada sepatu rem akan kembali seperti semula.

2.      Kopling
    Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling

3.      Radiator
Mesin mobil dirancang untuk bekerja pada suhu yang cukup tinggi, tetapi bukan berarti tanpa batas. Suhu ideal dimana mesin bekerja secara efisien adalah sekitar 93 derajat celcius. Jika melebihi suhu ideal, maka pada titik tertentu komponen logam yang bergerak dapat melunak atau bahkan melebur hingga menyatu dengan komponen lainnya. Hal tersebut akan menyebabkan berbagai masalah internal pada mesin yang akan membuat biaya perbaikan membengkak.
Untungnya mobil-mobil modern dilengkapi dengan sitem pendingin yang cerdas. Untuk mempertahankan mesin agar tetap bekerja secara konstan pada suhu ideal, maka sitem pendingin tidak hanya mencegah terjadinya overheat (terlalu panas), namun juga mencegah suhu mesin menurun. Karena jika mesin bekerja pada suhu yang rendah atau dingin, maka getaran dan polusi yang dihasilkannya pun lebih tinggi.

Sirkulasi pendinginan digerakan Pompa Air yang mengirim cairan pendingin menuju blok mesin, dimana cairan tersebut mengalir melalui jalur-jalur disekitar silinder, lalu kembali melalui jalur yang melewati kepala silinder. Termostat terletak pada bagian dimana cairan meninggalkan mesin. Jika thermostat dalam keadaan tertutup, maka cairan mengalir kembali menuju pompa air. Dan jika thermostat dalam kondisi terbuka, maka cairan mengalir menuju radiator terlebih dahulu, baru kemudian kembali ke pompa air.

Radiator adalah penampung utama dan tempat cairan didinginkan. Pada mobil modern, umumnya radiator terbut dari aluminium dan memiliki kisi-kisi sebagai jalur mengalirnya angin. Proses pendinginan radiator ditunjang oleh kerja kipas pendingin.

Mengalirnya cairan antara radiator dan mesin diatur oleh Thermostat. Dalam keadaan dingin maka thermostat akan menutup untuk mempercepat proses pemanasan mesin mencapai suhu ideal. Pada suhu sekitar 91 derajat celcius, thermostat akan mulai terbuka dan membiarkan cairan mengalir menuju radiator untuk didinginkan. Setelah mencapai suhu sekitar 103 derajat celcius, maka thermostat akan terbuka penuh dan memungkinkan lebih banyak cairan mengalir menuju radiator agar proses pendinginan lebih cepat tercapai.

Seperti halnya thermostat, Kipas Pendingin juga perlu dikontrol untuk menjaga temperatur mesin dalam keadaan konstan. Hanya saja cara kerjanya ditentukan oleh posisi mesin, yang artinya mobil dengan tarikan roda belakang umumnya menggunakan kipas mesin, dimana kipas tersebut bekerja berdasarkan putaran mesin. Sementara mobil dengan tarikan depan menggunakan kipas elektrik, dimana kerja kipas tersebut dikontrol oleh saklar termostatik atau komputer mesin. Kipas elektrik akan berputar saat mencapai temperatur yang telah ditentukan, dan berhenti kembali saat berada dibawah temperatur tersebut.

Selain itu, yang juga memegang peranan cukup penting dalam proses pendinginan adalah Tutup Radiator. Tutup ini berfungsi untuk melepaskan tekanan yang yang dihasilkan ketika cairan pendingin mencapai titik didih. Pada saat tekanan mencapai sekitar 15 psi, maka pegas pada tutup radiator akan terdorong hingga merenggang dan membiarkan cairan panas mengalir menuju penampung sementara. Proses ini memungkinkan udara yang terbentuk didalam sistem pendingin keluar. Dan ketika temperatur radiator menurun, maka cairan pada penampung akan kembali tersedot menuju radiator untuk kembali bersirkulasi.

Demikianlah konsep dasar proses pendinginan mesin. Karena suhu pada ruang pembakaran mesin dapat mencapai sekitar 2.500 derajat celcius, maka dapat dibayangkan betapa vitalnya peran sistem pendingin pada mesin.
·        Gangguan – gangguan
1.            Rem Tromol
a.       Pengereman tidak bekerja. Pada saat pedal rem di injak kendaraan tetap barjalan dan tidak terjadi pengereman
b.      Rem Bunyi

2.      Kopling
a.       Terjadi suara gemuruh yang terjadi saat di nijak kopling
b.      Tidak bisa masuk gigi
c.       Kurang bagus saat mau maju.

3.      Busi
a.       Mesin seperti tersendat-sendat

·        Keselamatan Kerja
a.       Memakai Wearpack ( pakaian bengkel )
b.      Memakai sepatu ,  sebaiknya memakai sepatu safety shoes
c.       Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
d.      Selalu gunakan majun
BAB III
PELAPORAN

·       Pemeriksaan
1.      Rem Tromol
1).      Alat
a)      Kunci roda                                                      
b)      Dongkrak                                                                                                     
c)      Tang
d)     Obeng          
e)      Majun
f)       Kompressor dan minyak  rem
g)      Palu     

2).      Bahan
a)   Mobil Picanto
b)   Kanvas Rem baru

3).      Pembongkaran dan Penggantian Kanvas Rem
a)      Kendorkan baut roda
b)      Angkat kendaraan dengan dongkrak
c)      Lepaskan baut roda
d)     Lepakan roda
e)      Lepaskan tromol
f)       Lepaskan sepatu rem
g)      Lepas pegas pengembali
h)      Lepas kabel rem tangan
i)        Lepas tuas rem tangan dan rem tangan dari back plate
j)        Lepas back plate
k)      Pasang kanvas rem yang baru
l)        Lalu, rangkai kembali tromol
m)    Pasang kembali roda
n)      Kencangkan roda
o)      Lalu turunkan dongkrak

4)      Pemeriksaan
a)      Memeriksa tromol dari keausan, retak dan berkarat serta ukur diameter dalam tromol
b)      Memeriksa ketebalan kanvas, bila ketebalan kanvas dibawah standart/limit maka kanvas harus diganti. Bila yang aus salah satu shoe maka penggantiannya harus 1 set
c)      Memeriksa silinder roda dari keausan, kerusakan, retak dan berkarat
d)     Periksa strut rem dari kerusakan
e)      Periksa pegas-pegas dari karat aus dan lain-lain
f)       Periksa tuas sepatu rem tangan dari kerusakan

5)      Perbaikan Rem Tromol
a)      Mengganti kanvas rem yang sudah aus, Bila kanvas sudah tidak memenuhi standart/limit, maka kanvas harus diganti dengan yang baru.
b)      Membleeding minyak rem, Minyak rem yang kurang/kecil tekananya menyebabkan pengereman kurang baik karena terdapat gelembung udara di dalam reservoir/selang, sehingga minyak rem harus di bleeding.

2.            Kopling

a)      Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
a)      Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
b)      Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!

b)     Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebaiknya diganti.
2.      Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
3.      Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
4.      Pemeriksaan dengan dial indikator. Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas Diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
5.      Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan. Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
6.      Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
7.      Perbaikan/ penyetelan Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
·         Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
·         Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
c)      Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2.      Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max adalah 0.5 mm.
3.      Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.

d)     Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1.      Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
2.      (Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
3.      Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
4.      Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
5.      Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.

e)      Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

1). Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
2). Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
3). Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
4). Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
3.  Air radiator
1. Mameriksa ketinggian air pendingin
a. Periksa ketinggian dengan cara melihat melalui tangki cadangan
Dengan cara ini tidak diperlukan membuka penutupnya untuk 
memeriksa ketinggian air pendingin.
Perhatikan:

1) Jangan melepas penutup tangki bila air pendingin sedang mendidih.

2) Jangan melepaskcm tutup radiator bila engine dan radiator masih panas. 
b. Bila engine telah dingin, periksa ketinggian air pendingin di
tangki cadangan. Ketinggian normal dari air pendingin ialah
antara tanda FULL dan LOW pada tangki.
c. Jika ketinggian air pendingin berada di bawah tanda LOW
Iepaskan penutup tangki dan tambah air pendingin secukupnya  
hingga mencapai tanda FULL. Kemudian pasang kcmbali penutup
Alat dan Bahan
1.      Radiator Cup Tester
2.      Radiator
1)      Pembongkaran
Ø  Lepaskan tutup tangki radiator (hanya saat mesin dingin)
Ø  Buka Tutup radiator
Ø  Periksa preasure valve pada cap radiator
Ø  Jika masih bagus / tidak ada kebocoran pasang lagi




·          Pengukuran

1.                  Rem Tromol
Diameter dalam tromol
                -         Standart                                        : 220 mm
                  -          Limit                                            : 222 mm

Celah sepatu/kanvas dengan tromol
-          Standart                                        : 7,5 mm
-          Limit                                             : 3 mm
Pedal rem
-         Tinggi pedal                                    : 154,7 – 164,7 mm
-          Gerak bebas pedal                         : 3-6 mm
-          Jarak cadangan pedal                     : > 65 mm

2.      Kopling
a)    Plat kopling
Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
 Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
Dengan roller- instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
b)   Fly wheel
Dengan dial indicator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel. 
c)    Pegas penekan dan tuas pembebas
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
c)      Release bearing
Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal  adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!

·           Kesimpulan Gangguan

1.      Rem Tromol

a.       Kanvas rem sudah tipis
Hal ini merupakan hal yang umum jika seorang mekanik menanyakan ada gejala apa biasanya seorang pelanggan menjawab rem sudah tipi itu artinya kanvas rem sudah harus diganti mungkin sudah dua atau tiga bulan tidak dilakukan pergantian kanvas rem.
b.      Rem blong atau bocor
Ketika seorang pengendara melakukan perjalanan kemudian si mobilnya melakukan pengereman namun apa yang terjadi? Roda belakang hanya roda kanan saja yang bekerja mengerem sedangkan roda kirinya tidak atau sebaliknya bahkan dua roda kiri dan kanan belakang tidak bekerja, hal ini sering disebut rem blong atau bocor itu artinya seal oli pada tempat sepatu rem sudah rusak otomatis harus diganti.

2.      Kopling

a.              Plat kopling sudah tipis
Umumnya terjadi hamper semua mobil mengalami gejala tersebut, karena sudah dua atau tiga bulan mobil tidak melakukan pergantian plat kopling.
b.              tutup kopling atau clutch cover
Tutup kopling merupakan serangkaian atau istilahnya satu paket dengan plat kopling artinya kalau plat kopling sudah mau diganti karena sudah tipis maka secara otomatis tutup kopling harus diperiksa takut tidak bekerja dengan baik.

3.      Radiator
    Saat Air radiator kurang ,maka mesin akan cepat panas hingga mengalami overheat dan akhirnya mobil mogok


·        Memasang dan Menyetel

1.         Rem Tromol
Memasang Rem Tromol

1)      Memasang Back Plate Rem ke Axle Belakang
a)      Lumasi sealent join seam pad axle housing dan back plate
b)      Pasang axle shaft ke axle housing belakang
c)      Kencangkan mur back plat rem
d)     Pasang silinder roda dan kencangkan baut silinder roda mur pipa rem
e)      Pasang kabel rem tangan ke back plate

2)       Memasang silinder roda
a)         Berikan water fight sealent ke silinder roda lepaskan plug cup dari pipa  rem di pasangkan pipanya.
b)      Pasangkan silinder roda ke back plate dan kencangkan bautnya.
c)      Sambungkan pipa rem ke silinder roda dan kencangkan murnya.
d)     Pasang plug cup ketempatnya.

3)      Memasang shoe
a)   Rakitlah part yang telah silepas sebelumnya.
b)   Pasangkan penahan spring dengan menekan dan memutarkan pin penahan.

4)      Memasang tromol rem
a)      Untuk mendapatkan celah maximum antara shoe dengan tromol  masukan obeng antara rod dan ratchet kemudian tekan ke bawah.
b)      Pasang tromol sesudah memastikan bahwa tidak ada kotoran dan oli di dalamnya.
c)      Selesai melakukan pemasangan tekan pedal rem dengan beban 30 kg beberapa kali untuk memperoleh celah antara tromol dengan shoe.

5)      Pasangkan roda dan kencangkan mur-murnya.

6)      Periksa untuk memastikan apakah tromol dapat berputar dengan bebas (tidak tertahan oleh shoe) turunkan dongkrak dan lakukan pengetesan.

Menyetel Rem Tromol            :
a.    Putar mur penyetel sampai roda terkunci dengan menggunakan Obeng
b.   Putar mur penyetel sampai roda bebas dengan menggunakan obeng







3.                  Kopling

Memasang kopling
Pasang plat kopling dan tutup kopling pada fly wheel sesuai dengan kerangka sebelumnya ketika sudah terpasang atau pas dengan fly wheel kencangkan dengan baut dua belas sebanyak dua belas buah kemudian persiapkan transmisi untuk di pasangkan sebelum menaikan transmisi dek laher harus diperiksa atau setidaknya diberi stemplet, setelah diberi stemplet baru ditaikan dengan mempersiapkan dongkrak setelah pas dengan baut baut baru angkat transmisi minimal tiga orang untuk menaikan transmisi setelah pas input shaft dengan kopling maka baut dipancing satu persatu baik itu baut 14 maupun baut 17 ingat jumlah baut harus sesuai dengan yang sebelumnya biasanya jumlahnya 8 atau 10 supaya terpasang dengan kuat dan tidak ada gejala lagi ingat kalau transmisi pada mobil engkel ada baut master kemudian setelah itu pasang rishufle ada yang baut 12 jenis carry, 14-12 jenis kijang dan 17 jenis engkel dan terakhir memasang stang handle dengan cara handle di posisikan di tengah dan stang pada transmisi di pasang dengan baut 12 carry, phanter, kijang atau 14 engkel,col diesel.

Menyetel kopling
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
1.    Pegas diaphragm
Pada     pegas    diaphragm    lakukan     penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST menggunakan kunci pas 14 atau 12, bisa di kendorkan atau dikencangkan ingat minyak rem atau fluida harus terisi dengan yang baru.
2.    Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan  mur penahan pengunci.
3.      Radiator
Memasang Tutup Radiator
Setelah pengecekan pada tutup radiator pasang kembali tutup radiator dengan rapat









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

·        Kesimpulan

Dengan diadakan pendidikan system ganda (PSG) atau prakerin, penulis dapat merealisasikan, menyusun dan membandingkan antara pelajaran yang di terima di sekolah sedikit berbeda

Adapun setelah selesainya Prakerin penulis menarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Penulis dapat mengetahui cara berinteraksi dengan costumer.
2. Penulis dapat mengetahui cara melayani costumer dengan baik.
3. Penulis dapat mengetahui peralatan-peralatan yang baru di bengkel.
4. Penulis dapat merasakan susah senangnya saat bekerja.

·        Saran

1. Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.
2. Siswa harus disiplin dengan aturan Industri
3. Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum berangkat   PRAKERIN.
4.Siswa harus bisa berkomunikasi dengn baik dengan pembimbing di Industri.
5. Siswa harus banyak bertanya kepada pembimbing di Industri